Untuk menjadi pandai, agak susah. Pengalaman orang, menjadi pandai perlu ke universitas. Mesti mengulung ijazah selepas bertahun-tahun memerah otak, mengambil segenap ilmu dari banyak Dosen lalu dipadatkan dalam sehelai kertas berlabel ijazah sarjana. Mungkin perlu berguru dengan guru yang baik, karena dengan cara itulah kita akan keluar dari sarang kejumudan. Kemudian, setelah ilmu itu kita terima, kita mesti menjaga dan menbaginya kepada orang lain, lewat pengajaran, ucapan, tulisan, pendidikan, sikap keseharian dan lain-lain.
Tapi untuk jadi bodoh tidak sesusah mana. Namun hari ini, begitu ramai yang ingin menjadi bodoh, dengan segulung ijazah yang diperoleh daripada pelbagai institusi. Bodoh itu pula dijual di mana-mana, dipaketkan dalam beberapa SKS kilat, dibungkus status akreditasi, dipromosikan dengan sangat angkuh, diberitakan sebagai salah satu modus sukses, dijadikan cenderamata, dianggap benda yang berharga, dijual dipasar-pasar lembarannya. Hanya untuk menjadi bodoh.
Pintar atau Maha Pintar hanya miliknya. Dan bodoh hanya milik seorang hamba. Belajarlah menjadi bodoh, belajarlah sadar bahwa ilmumu tidak seberapa. Belajarlah menjadi bodoh diantara orang-orang disekitar anda yang lebih pintar, sehingga anda menjadi baskom kosong yang siap menadah sari pati ilmu yang bocor dari teman-teman anda.
*) refleksi kritik seseorang atas subtitle blog ini.