Prof. DR. KH Ali Musthofa Yaqub Wafat

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka kembali menerpa umat Islam Tanah Air. Mantan imam besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Ya’qub meninggal dunia pagi ini, Kamis (28/4).

Pengasuh Pesantren Darussunnah, Ciputat, Tangerang Selatan ini wafat pada pukul 06.00, di Rumah Sakit Hermina, Ciputat.

‘Ala hadzihin niyyah wa kulli niyyatin sholihah AL FATIHAH…
(more…)

Continue ReadingProf. DR. KH Ali Musthofa Yaqub Wafat

KyaiPedia: KH Mustahal Ahmad, Perintis Tiga Banom

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Adalah tokoh kelahiran 31 Januari 1935, KH Mustahal Ahmad yang membidani lahirnya tiga badan otonom NU, IPNU, IPPNU dan PMII.

Putra pasangan ulama masyhur asal Solo, KH Masyhud dan Nyai Syuaibah ini dibesarkan di Ponpes AlMasyhudiyah Keprabon Solo yang diasuh oleh ayahnya sendiri.

Nama Mustahal sebenarnya merupakan nama kecil sang ayah, sebelum akhirnya berganti menjadi Masjhud kala belajar di Tanah Suci.

Mustahal ini masih saudara seayah dengan Nyai Hj. Mahmudah Mawardi, tokoh perempuan yang pernah menjadi ketua PP Muslimat NU selama delapan periode (1950-1979). Kiai Masjhud yang dikenal sebagai seorang tokoh ulama ahli nahwu, dianugerahi lima putri (termasuk Mahmudah) dari istri pertama. Kemudian setelah istrinya wafat, ia mempersunting Nyai Syuaibah yang memperoleh keturunan Mustahal. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: KH Mustahal Ahmad, Perintis Tiga Banom

KyaiPedia: KH Idris Marzuqi Lirboyo

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Ahmad Idris Marzuqi dilahirkan dari seorang yang ahli tirakat, seorang penuntut ilmu yang luar biasa. KH Marzuqi Dahlan atau Gus Juqi adalah putra dari Kiai Dahlan bin KH Sholeh asal Bogor yang juga pengasuh Pesantren Jampes yang berjarak lima kilometer dari Pesantren Lirboyo arah utara.

Dari pernikahan KH Dahlan dengan Nyai Artimah binti KH Sholeh Banjarmlati Kediri ini melahirkan empat orang anak (satu perempuan dan tiga putra) dua di antaranya menjadi ulama besar, yakni, KH Marzuqi Dahlan penerus tampuk kepemimpinan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan KH Ihsan Jampes pengarang kitab Sirajuttholibin, sebuah syarah atau komentar dari Kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghozali. Kitab ini menjadi bahan literatur universitas Islam seantero dunia. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: KH Idris Marzuqi Lirboyo

KyaiPedia: KH. Ahmad Abrori Akwan Lampung

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

KH. Ahmad Abrori Akwan lahir di Bindu, Peninjauan, OKU, Sumatera Selatan pada tanggal 31 Desember 1947. Beliau adalah putra kedua dari lima bersaudara dari pasangan Kiyai Ahmad Akwan bin Hasbullah dan Nyai Sayyah binti Muhammad Sholih, keduanya adalah orang-orang yang sederhana dan taat beragama, bahkan kakek beliau, menurut cerita dari saudara dan para tetangga adalah orang yang sangat jujur dan selama hidupnya.tidak pernah berbohong. Sedangkan saudara-saudara kandung beliau adalah Qurbah, kakak beliau ini meninggal saat baru berusia satu tahun, sedangkan adik-adik beliau adalah Ahmad Nabhan, Zainuddin Amrullah, meninggal saat berusia enam tahun dan Abdillah meninggal ketika masih bayi.

Buya Abrori, begitulah masyarakat biasa memanggil, adalah seorang ulama yang kokoh, kuat dan tahan banting dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Setelah lulus dari pendidikan Madrasah Ibtida’iyah Nurul Islam Bindu Baturaja (1955 – 1961), beliau tidak langsung meneruskan jenjang pendidikannya, tetapi beristirahat atau berhenti sementara selama setahun karena ikut orang tuanya melanglang buana yang akhirnya ikut serta membuka lahan di gerning Tegineneng Pesawaran (dulu Lampung Selatan) Lampung. Kemudian pada tahun 1963 beliau memulai pengembaraannya ke jawa dalam rangka menuntut ilmu agama, tepatnya di pondok pesantren an-Nur Lasem Rembang Jawa Tengah dalam asuhan KH. Manshur bin KH. Kholil Zuhdi, salah satu katib pribadi Syaikh Mahfudz Termas dan salah seorang dari pendiri Organisasi Nahdlotul Ulama’. Tetapi Buya Abrori hanya sebentar di Pesantren an-Nur ini. Selanjutnya beliau pindah ke Pesantren al-Hidayat Soditan Lasem Rembang Jawa Tengah, dalam asuhan waliyullah KH. Ahmad Ma’shum (mbah Ma’shum Lasem) bin Ahmad bin Abdul Karim, yaitu ayahanda mbah Ali Ma’shum Krapyak Jogjakarta. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: KH. Ahmad Abrori Akwan Lampung

KyaiPedia: KH Abdullah Ubaid

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Sosok ulama yang satu ini digolongkan sebagai salah seorang tokoh pemuda yang mendahului zamannya. Karena selain sebagai mubaligh ia juga dikenal sebagai “pembalap” yang gemar bermotor di jalanan. Hampir setiap perjalanan tugasnya, dia lebih suka mengendarai HD (Harley Davidson), termasuk ketika menghadiri Muktamar NU ke-13 di Menes tahun 1938. Surabaya-Menes yang berjarak ratusan kilometer itu ditempuh dengan bersepeda motor. Di waktu senggang, Abdullah Ubaid suka memainkan gambus kegemarannya. Konon, Bismillaah tawakkalnaa billaah, lagu berirama kasidah itu merupakan ciptaannya. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: KH Abdullah Ubaid

KyaiPedia: KH Zaini Mun’im Paiton Probolinggo

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Adalah KH. Zaini Mun’im, pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo. Ia berasal dari Desa Galis, Pamekasan Madura. Lahir pada tahun 1906 silam, putra pertama dari dua bersaudara pasangan KH. Abdul Mun’im dan Ny. Hj. Hamidahini memiliki nama kecil Abdul Mughni.

Ayahnya, KH. Abdul Mun’im adalah putra Kiai Mudarik bin Kiai Ismail yang merupakan generasi kedua penerus Pesantren Kembang Kuning, Pamekasan Madura. Sedangkan ibunya, Ny. Hj. Hamidah merupakan keturunan Raja Pamekasan melalui jalur KH. Bujuk Azhar atau dikenal dengan Ratoh Sidabulangan, penguasa Kraton Pamekasan Madura.

Tahun 1937, Lora Abdul Mughni, yang juga dikenal dengan nama KH. Zaini Mun’im ini menikah dengan keponakan Kiai Abdul Majid Banyuanyar, Nafi’ah. Dari pernikahannya, ia dikaruniai enam putra dan satu putri. Yaitu, KH. Moh. Hasyim, BA, Alm. Drs. KH. A. Wahid Zaini, SH, Nyai Hj. Aisyah, KH. Fadlurrahman, BA, KH. Moh. Zuhri Zaini, BA, Alm. KH. Abdul Haq Zaini, Lc dan Drs. KH. Nur Chotim Zaini. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: KH Zaini Mun’im Paiton Probolinggo

KyaiPedia: KH Anwar Musaddad

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Seorang ulama-intelektual yang berdedikasi untuk pengembangan lembaga ilmiah, namun tetap berdiri di atas tradisi pesantren. Keahliannya dalam Ilmu Perbandingan Agama tergolong langka di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) pada masanya.

Lahir di Garut pada 3 April 1909, menempuh pendidikan di HIS (Hollandsche Indische School, setingkat SD pada zaman Belanda), MULO (setingkat SMP) Kristelijk di Garut, dan AMS (setingkat SMA) Kristelijk di Sukabumi. Setelah menamatkan pendidikan menengah di sekolah Katolik tersebut, ia belajar di Pesantren Darussalam Wanaraja, Garut selama dua tahun, kemudian pada 1930 melanjutkan studi ke Mekah dan belajar di Madrasah al-Falah selama sebelas tahun.

Ia kembali ke tanah air menjelang berakhirnya kekuasaan Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, Anwar Musaddad diangkat menjadi kepala Kantor Urusan Agama (Shumubu) dan ketua Masyumi untuk daerah Priangan. Pada masa revolusi, ia bergabung dalam Hizbullah dan memimpin pasukan bersama pengasuh pesantren Cipari, KH Yusuf Tauziri. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: KH Anwar Musaddad

KyaiPedia: Syaikh Abdul Karim al-Bantani

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah terakhir yang mampu menyatukan kepemimpinan keseluruhan cabang tarekat itu. Dia murid dan salah satu khalifah Syaikh Ahmad Khatib Sambas, penyusun Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

Lewat Abdul Karim yang berpusat di Banten, tarekat ini tersebar ke berbagai daerah di Nusantara. Tidak hanya dalam soal olah batin, lingkaran tarekat Abdul Karim juga terkenal karena sebagian murid terdekatnya dihubungkan dengan pemberontakan petani melawan Belanda tahun 1888. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: Syaikh Abdul Karim al-Bantani

KyaiPedia: Ibnu Taimiyah, Syaikhul Islam

  • Post author:
  • Post category:Ke-NU-an

Ia bernama lengkap Taqiyuddin Abdul Abbas Ahmad bin Syihabuddin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah bin Al-Hadar bin Muhammad bin bin Al-Hadar bin Ali bin Abdullah ibnu Taimiyah An-Numairy Al-Harani Ad-Damasyqy.

Ia lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah Arabia yang terletak diantara sungai Dajlah (Tigris) dan sungai Efrat, pada Senin 10 Rabiul Awal tahun 661 H / 1241 M.

Ketika tentara Mongol menyerbu negerinya, Ibnu Taimiyah kecil beserta keluarganya pindah ke Damaskus. Keluarga itu menempuh perjalanan dengan jalan kaki pada malam hari, sambil menyeret sebuah gerobak besar yang dipenuhi kitab-kitab. Tak ada satupun perhiasan dan peralatan rumah tangga yang dibawa. (more…)

Continue ReadingKyaiPedia: Ibnu Taimiyah, Syaikhul Islam