Skip to content

emka.web.id

Menu
  • Home
  • Indeks Artikel
  • Tutorial
  • Tentang Kami
Menu

Docker 101: Pengantar Teknologi Kontainerisasi


Selama beberapa tahun terakhir, teknologi kontainerisasi telah menjadi pengubah permainan dalam industri pengembangan perangkat lunak. Docker, platform containerisasi populer, telah merevolusi cara pengembang membangun, mengemas, dan menerapkan aplikasi. Artikel ini akan memperkenalkan Docker dan teknologi dasarnya. Pada akhirnya, Anda akan memiliki pemahaman dasar tentang apa itu Docker, cara kerjanya, dan manfaat utama yang ditawarkannya.
AdvertisementApa itu Docker?

Docker adalah platform kontainerisasi sumber terbuka yang memungkinkan pengembang mengemas aplikasi dengan semua dependensinya ke dalam standar unit yang disebut kontainer. Kontainer ini kemudian dapat dengan mudah diterapkan, diskalakan, dan dikelola di berbagai platform. Docker dibuat oleh Solomon Hykes pada tahun 2013 dan sejak itu memperoleh popularitas luar biasa di kalangan pengembang, tim operasi, dan administrator sistem.
Apa itu Containers?

Container adalah unit yang ringan, portabel, dan mandiri yang mengemas aplikasi dan dependensinya secara bersamaan. Ini memastikan bahwa aplikasi berjalan secara konsisten di lingkungan yang berbeda, terlepas dari perbedaan apa pun dalam infrastruktur yang mendasarinya. Kontainer dibangun di atas fitur virtualisasi tingkat OS yang ada, seperti cgroup dan ruang nama di Linux, yang memungkinkan mereka berbagi sumber daya sistem operasi host sambil mengisolasi proses aplikasi.
Pengenalan DockerPengantar DockerDocker vs Mesin Virtual

Kontainer docker sering dibandingkan dengan mesin virtual (VM), tetapi ada perbedaan utama antara keduanya. VM memvirtualisasikan sumber daya perangkat keras dan menjalankan beberapa instance sistem operasi pada satu mesin fisik. Setiap VM menyertakan OS lengkap dan tumpukan aplikasi, yang dapat menyebabkan penggunaan overhead dan sumber daya yang signifikan.

Di sisi lain, kontainer Docker berbagi OS host, menjadikannya ringan dan cepat. Kontainer memiliki lebih sedikit overhead dan dapat dimulai dalam hitungan detik, dibandingkan dengan menit yang diperlukan untuk VM. Hal ini memungkinkan penggunaan sumber daya yang efisien dan peningkatan kinerja, menjadikan kontainer ideal untuk praktik pengembangan yang gesit dan modern. Komponen Utama Docker
Docker Engine: Komponen inti Docker, yang bertanggung jawab untuk membuat dan mengelola kontainer. Docker Engine adalah aplikasi client-server yang berkomunikasi melalui REST API, soket UNIX, atau antarmuka jaringan. Gambar Docker: Templat hanya-baca yang digunakan untuk membuat wadah. Gambar dibangun dari serangkaian lapisan, masing-masing mewakili instruksi atau modifikasi tertentu, seperti menambahkan file atau menginstal paket. Gambar disimpan di pendaftar Docker seperti Docker Hub atau repositori pribadi. Docker Container: Instance gambar Docker yang dapat dijalankan. Kontainer dapat dimulai, dihentikan, dan dikelola menggunakan perintah Docker CLI atau panggilan API. Dockerfile: File teks yang berisi instruksi untuk membuat image Docker. Dockerfiles mengikuti sintaks tertentu dan dapat menyertakan perintah untuk menentukan image dasar, menyalin file, mengatur variabel lingkungan, dan menginstal paket. Docker Compose: Alat untuk mendefinisikan dan menjalankan aplikasi Docker multi-kontainer. Docker Compose menggunakan file YAML untuk menentukan layanan, jaringan, dan volume, sehingga memudahkan pengelolaan penerapan aplikasi yang kompleks. Docker Hub: Layanan registry berbasis cloud untuk berbagi dan mengelola image Docker. Docker Hub menyediakan repositori publik dan pribadi, yang memungkinkan pengembang untuk membagikan gambar mereka dengan komunitas atau di dalam organisasi mereka. Manfaat Menggunakan Docker
Portabilitas: Kontainer Docker dapat berjalan di sistem apa pun yang mendukung Docker, memastikan perilaku yang konsisten di berbagai lingkungan. Skalabilitas: Kontainer dapat dengan mudah ditingkatkan atau diturunkan untuk menangani berbagai beban kerja, membuatnya mudah untuk mengelola sumber daya dan mempertahankan kinerja aplikasi. Isolasi: Kontainer mengisolasi aplikasi dari sistem yang mendasarinya, mencegah konflik dan memastikan bahwa aplikasi memiliki lingkungan runtime yang konsisten. Kontrol versi: Gambar Docker diberi versi, membuatnya mudah untuk kembali ke versi sebelumnya atau menyebarkan pembaruan. Kolaborasi: Docker memudahkan pengembang, tim operasi, dan administrator sistem untuk berkolaborasi dalam pengembangan dan penyebaran aplikasi. Kesimpulan

Docker adalah platform kontainerisasi tangguh yang telah mengubah cara aplikasi dikembangkan, dikemas, dan diterapkan. Dengan memanfaatkan wadah, pengembang dapat memastikan perilaku yang konsisten di berbagai lingkungan, merampingkan kolaborasi, dan mengelola sumber daya secara efisien. Karena semakin banyak organisasi yang mengadopsi teknologi Docker dan containerisasi, potensi alur kerja yang disederhanakan, peningkatan produktivitas, dan peningkatan kinerja aplikasi akan terus tumbuh. Baik Anda seorang pengembang, administrator sistem, atau profesional TI, memahami dasar-dasar Docker dan containerisasi sangat penting untuk tetap menjadi yang terdepan dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang berkembang pesat.



Referensi tecadmin.comArtikel Diperbarui pada: April 30, 2023
Kontributor: Syauqi Wiryahasana
Model: Haifa Manik Intani
Seedbacklink

Recent Posts

TENTANG EMKA.WEB>ID

EMKA.WEB.ID adalah blog seputar teknologi informasi, edukasi dan ke-NU-an yang hadir sejak tahun 2011. Kontak: kontak@emka.web.id.

©2024 emka.web.id Proudly powered by wpStatically