
Dunia maya saat ini mengalami lonjakan kejahatan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut survei terbaru dari Statista Market Insights, kerugian tahunan akibat serangan siber diprediksi mencapai $9,2 triliun pada tahun ini saja. Angka tersebut bahkan melampaui pendapatan beberapa perusahaan terbesar di dunia. Hal ini menjadikan kejahatan siber sebagai salah satu ekonomi ilegal terbesar di dunia.
Tantangan Keamanan di Era Digital
Dalam sebuah kolom mingguan yang berfokus pada keamanan di 9to5Mac, Arin Waichulis membahas wawasan tentang privasi data, mengungkap kerentanan, dan menyoroti ancaman yang muncul dalam ekosistem Apple yang luas dengan lebih dari 2 miliar perangkat aktif. Tetap aman, tetap waspada.
Menurut survei yang sama, biaya kejahatan siber telah meningkat secara drastis dalam beberapa tahun terakhir, melonjak 245% dari $860 miliar menjadi $2,95 triliun antara 2018 dan 2020. Pandemi COVID-19 membuat biaya tersebut naik dua kali lipat menjadi $5,49 triliun pada 2021, dan diperkirakan akan mencapai $8,15 triliun pada 2023, dengan peningkatan tahunan sebesar $1 triliun.
Proyeksi dan Tren Masa Depan
Perkiraan kerugian akibat kejahatan siber secara global diperkirakan mencapai $13,82 triliun pada 2028. Angka-angka ini memperhitungkan pembayaran uang tebusan, hilangnya produktivitas, waktu henti sistem, dan pencurian data yang mungkin terjadi akibat serangan siber. Saat ini, kejahatan siber telah menjadi salah satu ekonomi ilegal terbesar di dunia, mengancam tidak hanya bisnis dan pemerintah, tetapi juga masyarakat umum.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kejahatan Siber
Beberapa faktor telah berkontribusi pada meningkatnya kejahatan siber:
- Permukaan Serangan yang Berkembang: Proliferasi perangkat IoT telah memberikan permukaan serangan yang semakin besar bagi penjahat dunia maya. Pengguna Mac juga menjadi target potensial, dengan peningkatan kelompok malware baru yang dilaporkan oleh Jamf.
- Geopolitik: Negara-negara sering melakukan serangan siber untuk mendapatkan keuntungan strategis atau mengganggu infrastruktur penting.
- Kekurangan Keterampilan Keamanan Siber: Ada kekurangan keterampilan dalam industri keamanan siber, yang menyebabkan banyak posisi keamanan yang belum terisi. Kurangnya tenaga profesional yang terampil meningkatkan risiko serangan.
- Hambatan Masuk yang Rendah: Model bisnis ransomware-as-a-service (RaaS) telah membuat serangan siber lebih mudah dilakukan oleh individu yang tidak memiliki keterampilan teknis.
- Kurangnya Kesadaran: Banyak individu dan organisasi masih kurang sadar akan risiko kejahatan siber dan konsekuensinya. Kurangnya kesadaran ini meninggalkan banyak perangkat rentan terhadap serangan.
Langkah-Langkah untuk Melindungi Diri
Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dari serangan siber:
- Perbarui Perangkat: Selalu perbarui perangkat Anda dengan patch keamanan terbaru untuk mengatasi kerentanan yang diketahui.
- Gunakan Antivirus: Gunakan perangkat lunak antivirus untuk mendeteksi dan menghapus ancaman malware.
- Berhati-hati Saat Mengklik: Hindari mengklik tautan atau lampiran yang mencurigakan dalam email, karena seringkali menjadi sumber serangan phishing.
Kesimpulan
Kejahatan siber terus berkembang dengan cepat, dan memerlukan kesadaran dan tindakan proaktif dari individu dan organisasi untuk melindungi diri dari ancaman tersebut. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kejahatan siber dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan, kita dapat meminimalkan risiko dan melindungi diri secara lebih efektif dalam era digital yang semakin kompleks ini.
Itulah konten tentang
Security Bite: Kerugian tahunan akibat kejahatan cyber mencapai $9,2 triliun pada tahun 2024, semoga bermanfaat.