
Partai Rakyat Palestina (PPP), sebelumnya dikenal sebagai Partai Komunis Palestina, merupakan partai politik sosialis di Palestina dan diaspora Palestina. Didirikan pada tahun 1982, partai ini memiliki sejarah panjang dan memainkan peran penting dalam perkembangan politik Palestina.
Cikal bakal PPP, Partai Komunis Palestina (PKP) pertama kali didirikan pada tahun 1919. Setelah pembentukan negara Israel dan aneksasi Tepi Barat oleh Yordania, komunis di Tepi Barat bergabung dengan Partai Komunis Yordania, yang mendapatkan dukungan signifikan di kalangan Arab Palestina. PKY memiliki posisi kuat dalam gerakan serikat pekerja Palestina dan mempertahankan popularitas di Tepi Barat selama tahun 1970-an, meskipun dukungan kemudian menurun. Di Jalur Gaza yang diduduki Mesir, organisasi komunis Palestina yang terpisah didirikan.
Pada Februari 1982, para tokoh komunis Palestina mengadakan konferensi dan mendirikan kembali Partai Komunis Palestina. Partai baru ini menjalin hubungan dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan bergabung dengan PLO pada tahun 1987. Seorang anggota PKP dimasukkan dalam Komite Eksekutif PLO pada April tahun itu. PKP adalah satu-satunya anggota PLO yang tidak berbasis di antara organisasi fedayeen.
PKP adalah salah satu dari empat komponen Kepemimpinan Nasional Bersatu Intifada Palestina Pertama, dan memainkan peran penting dalam memobilisasi dukungan akar rumput untuk pemberontakan tersebut.
Perubahan Ideologi dan Peran Politik

Di bawah kepemimpinan Bashir Barghouti, partai memainkan peran penting dalam mengevaluasi kembali Marxisme-Leninisme sebagai filosofi politik, lebih awal daripada banyak organisasi komunis lainnya di kawasan tersebut. Partai ini berganti nama pada tahun 1991, setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi Partai Rakyat Palestina. Perubahan nama ini mencerminkan langkah partai untuk menjauhkan diri dari citra komunisme, sebuah ideologi yang dianggap bertentangan dengan agama di dunia Muslim. Namun, anggota partai masih mengidentifikasi diri dengan Marxisme.
PPP mendukung penuh Perjanjian Oslo; namun, sekarang mengkritik "kegagalan" proses perdamaian, sambil tetap mempertahankan tujuan negara Palestina yang merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Pada tahun 2002, sekretaris jenderal partai saat itu, Mustafa Barghouti, keluar dari partai dengan beberapa pendukung untuk mendirikan Inisiatif Nasional Palestina.
Partisipasi dalam Pemilu dan Aliansi Politik

Dalam pemilihan presiden Januari 2005, calon partai, Bassam as-Salhi, menerima 2,67% suara. Pada pemilihan legislatif Palestina 2006, PPP membentuk daftar bersama bernama Al-badeel untuk partai sayap kiri dengan Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, Persatuan Demokratik Palestina, dan independen. Daftar tersebut menerima 2,8% suara dan memenangkan dua dari 132 kursi Dewan.
Untuk pemilihan pemerintah daerah Palestina 2016 yang awalnya dijadwalkan pada Oktober 2016, PPP adalah salah satu dari lima faksi sayap kiri Palestina yang membentuk daftar bersama bernama Daftar Aliansi Demokrat. Pada pemilihan yang berlangsung pada 13 Mei 2017, Aliansi memenangkan 5 dari 3.253 kursi yang diperebutkan, memperoleh 0,32% suara.
Menjelang pemilihan legislatif Palestina 2021, PPP ikut serta dalam negosiasi dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, Inisiatif Nasional Palestina, Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, dan Persatuan Demokratik Palestina, untuk membentuk daftar kiri bersama untuk pemilihan. Namun, perbedaan antara PPP dan PFLP menyebabkan negosiasi gagal. PPP akhirnya membentuk daftar bersama dengan Persatuan Demokratik Palestina yang disebut "Kiri Bersatu", yang dipimpin oleh Fadwa Khoder, anggota Politbiro PPP.
Kepemimpinan Partai dan Tokoh Terkemuka
PPP telah dipimpin oleh sejumlah tokoh penting sepanjang sejarahnya. Bashir Barghouti memimpin partai dari tahun 1982 hingga 1998. Hannah Amireh, Abdel Majid Hamadan, dan Mustafa Barghouti memimpin partai dari tahun 1998 hingga 2002. Bassam Al-Salhi telah menjadi pemimpin partai sejak tahun 2003. Selain para pemimpin ini, beberapa tokoh penting lainnya telah berkontribusi pada PPP, termasuk Suleiman Al Najjab, anggota Komite Eksekutif PLO.
PPP terus menjadi kekuatan dalam politik Palestina, menyuarakan pandangan sosialis dan nasionalis, serta berupaya mencapai tujuan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Partai ini juga aktif dalam berbagai upaya untuk mempromosikan hak-hak rakyat Palestina dan mencari solusi yang adil untuk konflik Israel-Palestina.
Kesimpulan
Partai Rakyat Palestina memainkan peran penting dalam politik Palestina. Dengan sejarah panjang, perubahan ideologi, dan partisipasi dalam berbagai pemilihan, PPP terus menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan dalam perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaan dan keadilan. Partai ini berkomitmen pada prinsip-prinsip sosialis dan nasionalis, serta berusaha mencapai solusi damai untuk konflik Israel-Palestina.
Kontributor: Syauqi Wiryahasana
Model: Haifa Manik Intani