
Jembatan rel Chinab, yang membentang megah di atas Sungai Chinab yang bergolak di Kashmir, India, adalah jembatan rel tertinggi yang pernah dibangun di dunia, menjulang setinggi 359 meter. Untuk memberikan gambaran, ketinggian ini 35 meter lebih tinggi dari Menara Eiffel yang ikonik. Dengan panjang total 1.315 meter, jembatan baja dan beton ini memiliki lengkungan utama sepanjang 467 meter, menjadikannya lengkungan rel baja terpanjang yang pernah dirancang.
Dibangun di tengah medan Himalaya yang penuh tantangan, jembatan ini dirancang untuk bertahan dari gempa bumi hingga magnitudo 8,0, suhu ekstrem hingga minus 20 derajat Celsius, dan angin kencang yang melaju lebih dari 266 kilometer per jam. Keberadaan jembatan ini bukan hanya sekadar prestasi teknik, tetapi juga simbol harapan untuk mengatasi keterisolasi wilayah Kashmir yang selama ini terputus akibat kondisi alam yang keras.
Kashmir, dengan keindahan alamnya yang memukau, telah lama menghadapi tantangan isolasi geografis. Musim dingin yang keras sering kali memutus akses wilayah ini, dengan jalan-jalan tertutup salju setebal beberapa meter, mengisolasi jutaan penduduk selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Sebelum proyek ambisius ini, satu-satunya jalur penghubung ke wilayah India lainnya adalah melalui jalan pegunungan yang rawan longsor.
Data menunjukkan bahwa setiap musim dingin, jalan-jalan ini rata-rata tertutup selama 40 hari, menyebabkan keterlambatan pasokan makanan, bantuan medis, dan kebutuhan pokok lainnya. Keterbatasan infrastruktur ini juga menghambat pertumbuhan ekonomi Kashmir, membatasi peluang perdagangan dan investasi. Oleh karena itu, gagasan untuk membangun jalur rel yang andal menjadi kebutuhan mendesak, tidak hanya untuk alasan ekonomi, tetapi juga strategis.
Untuk mengatasi keterputusan ini, pemerintah India merancang proyek ambisius bernama Udampur-Srinagar-Baramulla Rail Link (USBRRL), yang secara resmi ditetapkan sebagai proyek nasional karena pentingnya secara strategis. Tantangan terbesar dalam proyek ini adalah menyeberangi ngarai besar yang diukir oleh Sungai Chinab, yang menuntut pembangunan jembatan dengan desain yang menentang logika teknik konvensional.
Meskipun proyek ini disetujui pada tahun 2002, berbagai kendala seperti kekhawatiran keselamatan dan masalah pendanaan menyebabkan penundaan. Baru pada tahun 2017, setelah survei geologi yang ekstensif dan perencanaan yang cermat, konstruksi jembatan ini benar-benar dimulai. Tujuannya jelas: membangun jembatan rel tertinggi dan terpanjang di dunia dengan mematuhi standar keselamatan dan ketahanan seismik yang ketat.
Jembatan Chinab akhirnya selesai pada Agustus 2022 dengan biaya fantastis sebesar 170 juta dolar AS, setelah mengatasi berbagai penundaan dan tantangan desain. Uji coba pertama dilakukan pada Juni 2024, dengan operasional penuh direncanakan mulai April 2025, menghadirkan koneksi rel tahan cuaca sepanjang tahun untuk Kashmir. Inti dari jembatan ini adalah lengkungan baja raksasa sepanjang 467 meter yang membentang di atas Sungai Chinab, menjadikannya lengkungan rel terpanjang di dunia.
Desain lengkungan dipilih karena medan ngarai yang terlalu dalam, lereng yang curam, dan batuan dasar yang rapuh membuat pembangunan pilar tinggi hampir mustahil. Lengkungan dengan bentuk paraboliknya memungkinkan distribusi beban yang efisien, mengurangi kebutuhan akan penyangga tambahan dan meminimalkan gangguan terhadap aliran sungai di bawahnya.
Membangun jembatan setinggi 359 meter di ngarai Himalaya bukanlah tugas sederhana. Tim desain harus mempertimbangkan setiap ancaman alam, mulai dari angin kencang hingga 266 kilometer per jam, suhu rendah, hingga gempa bumi berkekuatan besar. Mereka membuat model skala jembatan dan melakukan uji terowongan angin untuk mengukur dampak hembusan angin terhadap struktur. Hasilnya digunakan untuk menghitung beban angin statis, yang memengaruhi desain mulai dari tulang baja hingga sambungan ekspansi.
Tulang-tulang baja ini dibuat dari kotak baja tertutup yang telah diisi beton untuk meningkatkan kekakuan dan mengurangi getaran. Untuk mengatasi lereng ngarai yang tidak stabil dengan sudut antara 43 hingga 77 derajat dan batuan dolomit yang rapuh, para insinyur menggunakan tiga metode: grouting untuk menyuntikkan semen ke dalam retakan batuan, batang baja tegang untuk menarik lereng ke dalam, dan shotcrete untuk melapisi permukaan batuan dengan beton khusus.
Karena tidak ada jalan utama yang menjangkau lembah terpencil ini, para insinyur mendirikan empat bengkel di pegunungan untuk memproses dan melapisi baja. Total 28.660 ton baja diangkut dalam bentuk pelat, dipotong, dilas menjadi segmen sepanjang 12 meter, dan dilapisi dengan cat tahan korosi yang mampu bertahan selama 15 tahun. Tantangan besar lainnya adalah mengangkat dan memposisikan komponen baja di atas ngarai.
Karena tidak ada derek yang mampu melakukannya, para insinyur menciptakan sistem derek kabel terpanjang di dunia, membentang 915 meter, yang dapat mengangkut beban hingga 40 ton dengan presisi tinggi. Segmen lengkungan dirakit secara kantilever dari kedua sisi menuju tengah, dengan kabel penahan yang mencegah struktur runtuh akibat beratnya sendiri. Momen penutupan lengkungan, ketika kedua sisi bertemu, dilakukan dengan hati-hati menggunakan dongkrak hidrolik untuk menyelaraskan ujung lengkungan hingga tingkat milimeter.
Jembatan Chinab bukan hanya keajaiban teknik, tetapi juga membawa dampak besar bagi Kashmir. Secara ekonomi, jembatan ini membuka peluang baru dengan menghubungkan pasar Kashmir langsung ke seluruh India, mendorong pariwisata, perdagangan, dan investasi. Secara strategis, jembatan ini mengurangi isolasi selama musim dingin, mengubah kehidupan jutaan penduduk. Namun, proyek ini tidak luput dari kritik.
Para lingkungan hidup mengkhawatirkan dampak konstruksi terhadap satwa liar dan ekosistem lokal, terutama akibat penggunaan bahan peledak untuk stabilisasi lereng. Biaya proyek yang melonjak juga memicu perdebatan tentang perencanaan awal yang kurang matang. Meski demikian, manfaat jembatan ini jelas melampaui kritik, menjadikannya tonggak sejarah dalam menghubungkan Kashmir dengan dunia luar, sekaligus menetapkan standar baru dalam dunia teknik sipil.
Artikel Diperbarui pada: 04 May 2025Kontributor: Syauqi Wiryahasana
Model: Haifa Manik Intani