
Jombang, Forum Konsolidasi Komisariat se-Matraman (Forsikoma) akan menggelar seminar bedah paradigma Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada Ahad, (25/1/ 2016) di Aula PCNU Jombang. Kegiatan yang mengusung tema “Membedah Filosofi Paradigma PMII” ini sebagai bahan kajian dan upaya menemukan paradigma yang tepat untuk PMII setelah dihapusnuya paradigma kritis transformatif (PKT) saat Kongres PMII kemarin. Komisariat se-Matraman terdiri dari Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Madiun, Nganjuk, Jombang, Kediri, Trenggalek, Tulungagung dan Blitar. Mereka sudah mempersiapkan terkait beberapa teknis yang dibutuhkan pada acara tersebut. Bahkan sekitar delapan kali mereka berkumpul mendiskusikan guna memantapkan rencana tersebut. Saat ini, seminar tersebut dimotori komisariat se-Jombang sebagai tuan rumah setelah sukses menggelar kegiatan pada beberapa bulan sebelumnya di Kediri. Seperti diketahui keberadaan komisariat di Jombang sebanyak enam komisariat, di antaranya Komisariat Hasyim Asy’ari Tebuireng, Pattimura, Ya’qub Husein, Darul Ulum, Umar Tamim dan Wahab Hasbullah, Tambakberas. Rif’atuz Zuhro, Ketua Komisariat PMII Ya’qub Husein mengatakan tidak dipergunakannya materi PKT masih membutuhkan berbagai alasan logis dan kuat terutama untuk anggota baru, pasalnya PKT merupakan upaya warga PMII dalam menganalisa fenomina lebih tajam. “Tidak dipergunakannya PKT di materi wajib saat prekrutan anggota baru menjadi pertanyaan yang serius bagi anggota dan kader. Meskipun sudah ada penjelasan-penjelsan tertentu, tapi kami rasa masih sangat perlu anggota dan kader PMII mengetahui subtansi dan alasan-alasan logis berdasarkan landasan filosofis khususnya se-Zona Matraman,’’ Katanya kepada , Kamis (21/1). Lebih jauh Agus, Ketua Komisariat PMII Wahab Hasbullah menambahkan bahwa peran aktivis PMII pada tahun 2016 ini sangat dibutuhkan, baik yang bersifat rumusan strategis ataupun praktis, lantaran sudah memasuki era pasar bebas atau MEA. Kondisi demikian menurutnya sangat membutuhkan pijakan analisa yang kuat. “Di awal tahun 2016 ini mungkin kita tidak begitu merasakan dampak dari MEA, tetapi alangkah baiknya PMII sebagai organisasi kaderisasi memperjelas paradigmanya di tengah era pasar bebas dunia. Justru kita PMII harus mempunya pandangan yang jelas untuk menhadapi pasar bebas tersebut,” ungkapnya. Dengan demikian, lanjut Agus, pihaknya sudah mengkoordinasikan dengan beberapa pembicara yang mumpuni untuk membincangkan filosufi paradigma PMII dan tantangan warga pergerakan menghadapi MEA melalui paradigma yang tepat guna. “Di antaranya nanti akan diisi oleh PB PMII, PKC PMII dan IKA PMII Jombang,” imbuhnya. (Ririf/Syamsul Arifin/Abdullah Alawi) Sumber: NU Online