
"Ketika dalam al-Qur'an melarang umat manusia berdusta, maka jangan dusta. Ketika Pemerintah tak dusta kepada rakyatnya, rakyat tak dusta kepada pemerintah; suami tak dusta kepada istrinya, istri tak dusta kepada suaminya, begitu seterusnya, maka akan terbentuklah negara madani (negara berperadaban)," ujarnya. Gurutta Sanusi Baco menyampaikan hal itu pada acara Pekan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Universitas Islam Makassar (UIM) di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (11/1). Dalam acara bertema "Mentradisikan Cinta Rasul dalam Kampus Qur'ani" ini, ia juga mengingatkan bahwa salah satu akhlak Rasulullah adalah tidak pemarah. Inilah alasan mengapa Nabi tak pernah merasakan sakit kepala. “Olehnya itu jika UIM bercita-cita membentuk kampus qur'ani, maka teladanilah akhlak Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,” ungkapnya. Gurutta Sanusi Baco juga menyitir sabda Nabi yang artinya, "Bahagialah orang yang pernah melihatku lalu dia beriman; dan lebih berbahagialah orang yang tidak pernah melihatku lalu dia beriman.” “Semoga kita semua tergolong dari hadis ini,” sambungnya. Rektor UIM Majdah M Zain yang turut hadir mengajak, melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad ini, seluruh civitas akademika UIM untuk bersama-sama berjihad membangun kampus yang didirikan PWNU Sulawesi Selatan tersebut. Tampak hadir para pengurus syuriyah dan tanfidziyah PWNU Sulawesi Selatan, para pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali, para ketua lembaga dan badan otonom PWNU Sulsel, para wakil-wakil rektor UIM, dan 500-an mahasiswa UIM ikut memeriahkan pekan maulid ini. Sebelumnya telah dilaksanakan berbagai lomba, seperti lomba pembacaan kitab barazanji, shalawat, menulis puisi cinta rasul, menulis essai, dan kaddo’ minyak (masakah khas bugis) yang diikuti seluruh civitas akademika UIM, yaitu pejabat struktural, dosen, dan mahasiswa yang berlangsung sejak tanggal 4-10 Januari 2015 di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM. (Andy Muhammad Idris/Mahbib) Sumber: NU Online