Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Aceh bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi imunisasi pentavalen. Pada acara di Sulthan Hotel, Banda Aceh, Sabtu, (12/9) ini, peserta diharapkan turun berkampanye soal imunisasi pentavalen.

Ketua panitia Ismi Amran mengatakan, advokasi dan sosialisasi seperti ini dimaksudkan supaya masyarakat mengerti apa pentingnya imunisasi. Pentavalen terbilang imunisasi baru. Imunisasi pentavalen merupakan kombinasi gabungan dari tiga vaksin, DPT, HB, dan Hib. "Nantinya para peserta diharapkan agar menyosialisasikan di tempat masing-masing, Sehingga mereka bisa menggerakkan masyarakat agar rela bayi dan anak bawah tiga tahunnya untuk diimunisasi," ungkapnya. Sementara itu, Sekretaris PWNU Aceh Asnawi M Amin dalam sambutannya mengatakan, PWNU Aceh menganggap imunisasi sangatlah penting karena modal dasar sebagai penguat ketahanan tubuh dari penyakit. "NU beranggapan ini adalah bagian dari ajaran agama, kami ikut terlibat," kata Asnawi. Asnawi mengharapkan ke depannya tidak adalagi anak-anak di Aceh mengalami gangguan kesehatan karena tidak mengikuti program imunisasi tersebut. "Karena program ini sangat penting, maka kami berharap dukungan dari semua pihak," pintanya. Selanjutnya, Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr M Yani saat membuka acara ini menyampaikan bahwa sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa imunisasi memberikan perlindungan yang sangat signifikan terhadap anak. Kini, anak-anak Indonesia akan lebih terlindungi dari ancaman penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dengan ditambahkannya vaksin Haemophilus influenzae type b (Hib) yang diberikan bersamaan dengan vaksin DPT dan Hepatitis B. Vaksin pengembangan vaksin tetravalen (DPT-HB) kombinasi buatan Indonesia ini disebut Pentavalen, karena merupakan gabungan dari 5 antigen, yaitu DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), Hepatitis B, serta HiB. Kini, lima antigen itu diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien, tidak menambah jumlah suntikan pada anak sehingga memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya. "Kita berharap seluruh komponen masyarakat paham terkait dengan komunikasi. Kami sangat berterima kasih terhadap NU karena akan membantu pemerintah memberikan pendidikan pengetahuan. Yang paling penting adalah mengajak masyarakat untuk mengimunisasi anak mereka," ujarnya. Yani menjelaskan, pemerintah sangat butuh bantuan masyarakat termasuk ormas, dan tentunya dari keluarga sendiri, "Kalau seluruh kepala keluarga dibantu oleh ormas yang ada di sekeliling kita, ini mudah-mudahan cakupan imunisasi akan cepat tercapai," tutupnya. Peserta yang hadir mencapai 70 orang. Mereka terdiri atas perwakilan PWNU Aceh, Fatayat NU, Lakpesdam, PCNU Banda. Aceh, IPNU, IPPNU, PKK Provinsi, dan Dinkes. (Red Alhafiz K) Sumber: NU Online