Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud berharap madrasah mampu menghasilkan out put pendidikan umum yang berkualitas sebagaimana tuntutan pada sekolah. Serta menghasilkan out put pendidikan agama Islam lebih mendalam yang mewarnai alumninya.

“Madrasah harus terus mendorong kreativitas, mengedepankan problem solving, dengan tetap menguatkan tafaqquh fi al-din sebagai jati diri madrasah. Itu yang penting,” tandas Abdurrahman Mas’ud saat membuka Workshop “Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah” yang dihelat di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (28/05). Dilihat secara historis, kata dia, madrasah merupakan satuan pendidikan dasar dan menengah yang mengemban misi dakwah untuk menyebarkan agama Islam di masyarakat. Misi ini tentu sangat mulia dan perlu dipertahankan sekaligus dikembangkan. Secara sosiologis, identitas madrasah sebagai tempat pendidikan agama Islam juga telah melekat kuat dan menjadi karakter serta jati diri madrasah itu sendiri. “Pendidikan agama Islam dapat dikatakan sebagai jantungnya pendidikan madrasah. Satuan pendidikan madrasah tanpa adanya misi pengembangan pendidikan agama Islam bukan lagi disebut madrasah,” tandas pria lulusan Madrasah Qudsiyyah Kudus ini. Karena itu, lanjut Abdurrahman Mas’ud, meski pada perkembangan sejarah dewasa ini satuan pendidikan madrasah identik dengan sekolah umum, dan mata pelajaran agama Islam secara kuantitas tidak lagi dominan, karakter pendidikan agama Islam pada madrasah harus terus dikembangkan dan diperkuat secara kualitas. “Pendidikan agama Islam harus tetap dalam kondisi prima,” tegasnya. Dalam rilis yang diterima NU Online, Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Hamdar Arraiyyah mengatakan workshop dilaksanakan di NTB lantaran melihat jumlah madrasah yang lebih banyak dibanding provinsi lainnya. “Kami memandang NTB lebih tepat dijadikan tempat workshop karena banyak madrasah di sini,” ujar Hamdar. Bagi dia, workshop ini berfungsi sebagai wahana pertemuan pejabat pusat Balitbang dan Diklat dengan Pemerintah Daerah setempat. Hamdar juga menyatakan pentingnya membangun kerjasama Kemenag dan Pemprov dalam mengembangkan madrasah. “Kerjasama yang kuat akan semakin memantapkan peran pendidikan demi menjawab tantangan masyarakat kekinian,” terangnya. Senada dengan Hamdar, Kabid Litbang Pendidikan Formal Nuruddin menambahkan penting acara tersebut bagi perkembangan Teaching Learning Process di madrasah. “Peserta telah menyusun makalah inovasi pembelajaran pada masing-masing madrasah sesuai tipologi sehingga workshop akan menghasilkan model yang bisa diterapkan di berbagai madrasah” ungkap Nuruddin. Hadir dalam acara tersebut Kepala Kanwil Kemenag NTB H Sulaiman Hamid beserta jajarannya, dan Wakil Rektor IAIN Mataram. Peserta workshop terdiri dari guru-guru PAI Madrasah Aliyah, para kepala madrasah, serta pengawas terpilih se-NTB. Workshop yang dihelat di Hotel Lombok Plaza Cakranegara tersebut diagendakan selama tiga hari, Kamis-Sabtu 28-30 Mei 2015. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi) Sumber: NU Online