"Peresmian pendirian BMT NU Sumbersari dilakukan sekaligus peresmian kantornya yang juga baru," tukas Ketua MWCNU Sumbersari, Ustadz Musa Al-Rasyid kepada NU Online di kantornya, Senin (24/8).
Menurut Musa, koperasi yang berkantor pusat di Sumenep, Madura itu benar-benar menerapkan sistem syariah dalam mengelola keuangan, baik mengenai sistem bagi hasil, jasa penitipan barang berharga atau dan sebagainya.
Dikatakannya, salah satu segmen yang dibidik adalah pembiayaan pedagang dengan modal satu jutu rupiah kebawah. "Untuk yang ini tanpa jaminan. Bagi hasilnya pun tergantung mereka (pedagang), berapa mampunya. Kita tidak sembarang mengelola uang, ada ahli fiqihnya sebagai konsultan agar koperasi ini sesuai dengan tuntunan syariat Islam, baik dari sisi bagi hasil dari kami maupun dari sisi nasabah," jelas santri Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura itu.
Kendati secara kelembagaan tidak terkait dengan NU, namun pendiri dan pengelolanya seratus persen adalah pengurus MWCNU Sumbersari. Karena itu, BMT NU telah berkomitmen dengan MWCNU Sumbersari secara kelembagaan bahwa 10 persen dari Sisa Hasil Usaha (SHU) nanti akan diberikan kepada NU, dengan rincian 9 persen untuk MWCNU Sumbersari dan 1 persen untuk PCNU. "Untuk komitmen ini kita perjanjian hitam di atas putih," jelas Ustadz Musa. (Aryudi/Fathoni)
Sumber: NU OnlineMWCNU Sumbersari Dirikan BMT NU
Jember, Dalam rangka membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah, MWCNU Sumbersari, Jember mendirikan Baitul Mal Wattamwil Nuansa Umat (BMT NU). Peresmian pendirian koperasi jasa keuangan syari'ah tersebut telah dilakukan belum lama ini di gedung BMTNU, yang terletak di Kelurahan Wirolegi, tepatnya di sisi jalan protokol jurusan Jember-Banyuwangi.
"Peresmian pendirian BMT NU Sumbersari dilakukan sekaligus peresmian kantornya yang juga baru," tukas Ketua MWCNU Sumbersari, Ustadz Musa Al-Rasyid kepada NU Online di kantornya, Senin (24/8).
Menurut Musa, koperasi yang berkantor pusat di Sumenep, Madura itu benar-benar menerapkan sistem syariah dalam mengelola keuangan, baik mengenai sistem bagi hasil, jasa penitipan barang berharga atau dan sebagainya.
Dikatakannya, salah satu segmen yang dibidik adalah pembiayaan pedagang dengan modal satu jutu rupiah kebawah. "Untuk yang ini tanpa jaminan. Bagi hasilnya pun tergantung mereka (pedagang), berapa mampunya. Kita tidak sembarang mengelola uang, ada ahli fiqihnya sebagai konsultan agar koperasi ini sesuai dengan tuntunan syariat Islam, baik dari sisi bagi hasil dari kami maupun dari sisi nasabah," jelas santri Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura itu.
Kendati secara kelembagaan tidak terkait dengan NU, namun pendiri dan pengelolanya seratus persen adalah pengurus MWCNU Sumbersari. Karena itu, BMT NU telah berkomitmen dengan MWCNU Sumbersari secara kelembagaan bahwa 10 persen dari Sisa Hasil Usaha (SHU) nanti akan diberikan kepada NU, dengan rincian 9 persen untuk MWCNU Sumbersari dan 1 persen untuk PCNU. "Untuk komitmen ini kita perjanjian hitam di atas putih," jelas Ustadz Musa. (Aryudi/Fathoni)
Sumber: NU Online
"Peresmian pendirian BMT NU Sumbersari dilakukan sekaligus peresmian kantornya yang juga baru," tukas Ketua MWCNU Sumbersari, Ustadz Musa Al-Rasyid kepada NU Online di kantornya, Senin (24/8).
Menurut Musa, koperasi yang berkantor pusat di Sumenep, Madura itu benar-benar menerapkan sistem syariah dalam mengelola keuangan, baik mengenai sistem bagi hasil, jasa penitipan barang berharga atau dan sebagainya.
Dikatakannya, salah satu segmen yang dibidik adalah pembiayaan pedagang dengan modal satu jutu rupiah kebawah. "Untuk yang ini tanpa jaminan. Bagi hasilnya pun tergantung mereka (pedagang), berapa mampunya. Kita tidak sembarang mengelola uang, ada ahli fiqihnya sebagai konsultan agar koperasi ini sesuai dengan tuntunan syariat Islam, baik dari sisi bagi hasil dari kami maupun dari sisi nasabah," jelas santri Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura itu.
Kendati secara kelembagaan tidak terkait dengan NU, namun pendiri dan pengelolanya seratus persen adalah pengurus MWCNU Sumbersari. Karena itu, BMT NU telah berkomitmen dengan MWCNU Sumbersari secara kelembagaan bahwa 10 persen dari Sisa Hasil Usaha (SHU) nanti akan diberikan kepada NU, dengan rincian 9 persen untuk MWCNU Sumbersari dan 1 persen untuk PCNU. "Untuk komitmen ini kita perjanjian hitam di atas putih," jelas Ustadz Musa. (Aryudi/Fathoni)
Sumber: NU Online