Semarang,
NU OnlineKamis (11/06), Rabithah Ma'ahid Islamiyyah (RMI) Jawa Tengah kembali menggelar Ngaji Bareng. Kegiatan Ngaji Bareng rutin dilaksanakan setiap dua bulan sekali dengan peserta para Mahasiswa.Materi yang dikaji di antaranya tentang tafsir Alquran.

Ketua RMI Jateng, KH.Abdul Ghaffar Rozien mengatakan, Ngaji Bareng ini bertujuan menghidupkan kembali tradisi-tradisi lama para santri dalam menuntut ilmu dengan kajian kitab dan diskusi. Namun lebih dari itu, yang terpenting adalah, tidak ikut dalam polemik perdebatan penafsiran ayat oleh berbagai aliran, terutama mengenai masalah teologi. "Itu lah tradisi Ahlussunnah Wal Jamaah," ungkap Gus Rozien sapaan akrab beliau.
Pada kajian kali ini, hadir sebagai Narasumber, Romo KH. M Aniq Muhammadun yang memberikan penjabaran tentang ayat-ayat Muhkamat dan Mutasyabihat.Kiai Aniq panggilan akrabnya berpesan agar berhati-hati dalam memahami ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat.
"Karena di bangku kuliah mahasiswa bisa lebih bebas mempelajari pemahaman ayat menurut penafsir siapa pun. Adik-adik mahasiswa ini supaya berhati-hati dalam memahami ayat-ayat, terutama ayat yang mengandung unsur ketuhanan," pesan Rois Syuriyyah PCNU Pati ini.
Menurutnya, sebelum memahami ayat, terlebih supaya memahami dengan teliti, kembali, Aqoid seket/ Aqoid lima puluh (sifat-sifat wajib, muhal, jaiz Allah dan Rasul) yang diajarkan ketika pertama nyantri. "Agar ketika memahami ayat bisa lebih berhati-hati dan tidak menjadikan kita kufur," imbuhnya.
(Saifuddin/Zulfa/Mahbib)
Sumber:
NU Online