Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendorong sinergitas kementerian untuk mengawal pendidikan agama di wilayah perbatasan. Pasalnya, warga negara yang tinggal di daerah terluar sangat butuh fasilitas sekolah agama atau madrasah.

"Makanya, dengan skenario ini kami undang kementerian terkait seperti Kemendes, Kemenristek Dikti, dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan," ujar Lukman kepada wartawan usai seminar di Kemenag jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis (5/11). Menag berharap, dengan terintegrasinya program lintas kementerian menjadikan apa yang dilakukan pemerintah lebih integral, tidak parsial. "Jadi, kalau Kemenag membangun madrasah yang bagus, tapi ternyata tidak ada jalan atau akses ke sana, bahkan tidak ada sinyal seluler, atau air bersih, misalnya, ini tentu tidak baik," katanya. Ia sangat mendorong wilayah perbatasan memiliki lembaga pendidikan agama dan keagamaan. Pasalnya, daerah terluar itu menjadi etalase Indonesia. "Di sanalah sebenarnya titik eksistensi kita. Dan ini harus terlihat," tegas Menteri Lukman. Menurut dia, etalase terluar harus mencerminkan Indonesia. Untuk itu, nilai-nilai keagamaan Tanah Air harus muncul di sana. "Daerah terluar sudah semestinya memiliki unsur-unsur tersebut," ujarnya. Oleh karena itu, lanjut Lukman, sinergitas dan koordinasi juga kebersamaan lintas kementerian dan instansi terkait menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan. (Musthofa Asrori/Alhafiz K) Sumber: NU Online