Universitas Islam Makassar salah satu perguruan tinggi milik Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatanmengadakan Halal bi Halal bersama civitas akademika UIM, Rabu (22/7) pagi yang bertempat di Auditorium Muhyiddin Zain UIM.

Rektor UIM Dr Majdah M Zain menuturkan dalam sambutannya berharap kepada seluruh civitas akademika UIM untuk mempertahankan amalan-amalan Ramadhan, karena sesungguhnya Ramadhan adalah bulan latihan yang kemudian membuat kita semua tetap istiqomah mempertahankan ibadah, baik yang sifat ibadah mahdah dan ibadah sosial. Kemudian dalam sambutan Ketua Umum Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali Makassar yang diwakili oleh Wakil Ketua Yayasan Prof A Rahman Idrus mengungkapkan dihadapan civitas akademika UIM "Apa yang kita sudah lakukan pada bulan suci Ramadhan kemarin, semoga kita mampu pertahankan di hari-hari yang akan datang, baik dari aspek ibadah dan peningkatan etos kerja. Disisi lain kami selaku Yayasan sangat mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Ibu Rektor dalam mengembangkan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama ini, semoga ke depan UIM bisa lebih baik dan menjadi perguruan tinggi Islam yang mampu menyebarkan nilai-nilai Islam berhaluan Ahlusunnah wal Jamaah. Rais Syuriyah NU Sulsel Anregurutta Dr KH Muh Sanusi Baco membawakan tausiah Halal bi Halal dihadapan Civitas Akademika Universitas Islam Makassar, dalam tausiahnya Gurutta banyak menjelaskan tentang bagaimana hidup sederhana dan keteladanan Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi Indonesia kita mengenal perayaan Halal bi Halal sebagai rasa syukur dan saling menghalalkan kesalahan satu sama lain, Halal bi halal mengandung makna keseimbangan artinya dengan Halal bi Halal ini, berarti UIM memberi maaf dan mau menerima maaf atas apa yang telah terjadi, kemudian secara luas makna Halal bi Halal ini berarti adanya keseimbangan antara kewajiban dan hak, saling menghargai satu sama lain, murid menghormati gurunya, dan guru menyayangi muridnya, begitulah seterusnya. "Harapannya setelah menghadapi ibadah puasa sebulan penuh, perilaku kita mampu tercermin dan menghasilkan manusia yang memiliki akhlakul karimah," tambahnya. Di sisi lain dalam perayaan Idul Fitri, selalu diucapkan kalimat Minal Aidin wal Faidzin, kalimat ini merupakan doa yang artinya mudah-mudahan semua akan kembali dan mendapatkan kemenangan, namun kalimat Minal Aidin Wal Faidzin ini secara luas bermakna perjuangan manusia menahan hawa nafsu melalui ibadah puasa selama sebulan penuh. “Dan kemudian di hari yang Fitri ini, kita mendapatkan kemenangan yang berati kembali seperti bayi yang suci dari dosa dan meraih kemenangan yakni Surga, ketika semua masyarakat bangsa Indonesia mampu menahan hawa nafsunya, Indonesia akan meraih kemenangan, namun ketika Bangsa Indonesia tidak mampu menahan hawa nafsunya, maka mengkhawatirkan Indonesia akan meraih kehancuran,” kata Kiai Sanusi Baco. Tampak hadir Wakil Rektor I Dr Musdalifah Mahmud, Wakil Rektor II Saripuddin Muddin, MT, Wakil Rektor III Dr Abd Rahim Mas P Sanjata, Wakil Ketua PWNU Sulsel Dr Arfah Shiddiq yang juga Dekan FKIP UIM, Ketua Muslimat NU Sulsel Dr Nurul Fuadi yang juga Direktur Pascasarjana UIM, para Dekan se Universitas Islam Makassar, dan seluruh civitas akademika UIM. (Andy Muhammad Idris/Mukafi Niam) Sumber: NU Online