Ribuan warga Sidoarjo dan Mojokerto, mengikuti napak tilas memperingati gugurnya pejuang syuhada kemerdekaan KH Nawawi, Sabtu (7/11) malam. Start napak tilas dimulai dari dusun Sumantoro desa Plumbungan Sukodono Sidoarjo menuju pesantren An-Nawawi di Kota Mojokerto.

Sebelum peserta napak tilas diberangkatkan, salah satu anggota Banser Sooko Mojokerto melakukan aksi teaterikal yang mengkisahkan gugurnya perjuangan KH Nawawi. Dalam teaterikal digambarkan bahwa KH Nawawi yang kebal dengan peluru tembak itu akhirnya gugur dengan empat luka tusukan pisau bayonet tentara Belanda tepat di lehernya. Kemudian, di Dusun Sumantoro Desa Plumbungan tempat gugurnya itu akhirnya dibangunlah monumen KH Nawawi pada tanggal 22 Agustus 1946. Pelaksana Jabatan (PJ) Bupati Sidoarjo Jonathan Judyanto menuturkan, kegiatan napak tilas merupakan bentuk atau bukti bahwa generasi penerus bangsa dalam menghargai jasa para pahlawannya. Dirinya berharap agar tradisi seperti ini terus dikembangkan dan dilestarikan. "Sebagai generasi penerus bangsa harus melaksanakan dan terus mendharmabaktikan hidup sebagaimana yang telah dibuktikan oleh leluhur kita dalam membangun bangsa Indonesia," tuturnya. Ketua DPRD Sidoarjo H Sulamul Hadi Nurmawan menyatakan, napak tilas bukan sekadar dimaknai dengan berjalan kaki menuju tempat dimakankannya KH Nawawi di Mojokerto. Tetapi untuk mengenang dan merasakan perjuangan KH Nawawi dalam mengusir penjajah. "Semoga kita bisa meniru dan merasakan perjuangan beliau dalam melawan penjajah," ucap Gus Wawan yang juga pernah menjadi Ketua IPNU Jawa Timur ini. Dalam acara tersebut, nampak hadir PJ Bupati Sidoarjo Jonathan Judyanto, Ketua DPRD Sidoarjo H Sulamul Hadi Nurmawan, Cicit KH Nawawi yang juga sebagai anggota DPRD Sidoarjo H Khulaim Junaedi, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka), ribuan warga Sidoarjo dan Mojokerto. (Moh Kholidun/Alhafiz K) Sumber: NU Online