PKNU Jawa Tengah Mulai Merapat

  • Post author:
  • Post category:PKB

Mranggen – Melihat perkembangan peta kekuatan politik NU, para kyai sepuh Nahdlatul Ulama berkomitmen tidak akan membiarkan Pemilu 2014 menjadi momentum perpisahan bagi PKB.

Karena itu, para ulama mendorong PKB menjadi partai besar. Caranya dengan tidak membiarkan PKB sendirian menghadapi tantangan dan dinamika politik dewasa ini.

Penegasan di atas disampaikan Pengasuh Ponpes Futuhiyah Mranggen KH Hanif Muslich, dalam silaturrahim antara Ulama PKNU dan DPW PKB Jateng di Ponpes Futuhiyah.

“Bagi saya berat sekali untuk tidak memikirkan PKB atau partai lain yang pengurusnya kader-kader NU. Apalagi kalau sampai meninggalkan PKB atau PKNU. Rasane ora tegel (tidak tega, Red) kalau akhirnya pemilu 2014 menjadi pemilu wada’ (perpisahan, Red) bagi PKB,” tandas kyai sepuh NU ini.

KH Yusuf Chudlori, Pengasuh Ponpes API Tegal Rejo Magelang dan Ketua DPW PKB Jawa Tengah saat berbicara dalam halaqah Sejumlah Kiai PKNU – PKB di Ponpes Futuhiyyah Mranggen, Demak

Pertemuan antara Ulama PKNU dan PKB digagas oleh Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). Gus Yusuf menjelaskan, melalui forum ini, pihaknya sowan kepada para kyai sepuh untuk nyuwun dawuh dan nasihat terkait perkembangan politik ahlusunnah wal jamaah. Selain kekuatan politik NU yang semakin kecil, munculnya paham-paham yang menyerang akidah ahlusunnah wal jamaah menjadi keprihatinan bersama.

“Melihat realitas demikian, ada kebutuhan untuk mengintegrasikan antara agama dan politik, agar akidah ahlusunnah wal jamaah tidak terus dirongrong oleh kekuatan lain. Tanpa dukungan kekuasaan, maka agama akan tenggelam. Di sinilah PKB berusaha untuk menjadi alat kekuasaan untuk kemaslahatan agama,” ujar Gus Yusuf.

Gus Yusuf mengemukakan, PKB Jateng saat ini tengah melakukan konsolidasi struktural. “Banyak kader yang ke PKNU atau ke partai lain. Banyak juga para kyai yang tidak bersama PKB lagi. Insya Allah dengan dilandasi semangat memperjuangkan aswaja, kebersamaan di dalam PKB akan terwujud kembali. PKB sangat terbuka kepada siapapun untuk bergabung. Semua demi kebesaran PKB dan NU, ” paparnya.

Hadir dalam acara tersebut Mantan Ketua PKNU Jateng KH Yazid Mahfudz, Wakil Ketua Dewan Syuro PKNU KH Muchosis Nur, Anggota Dewan Syuro KH Abdul Azis, KH Salamun dari Magelang, KH Hasan (Pekalongan)’ KH Tajudin (Pekalongan), Ketua PKNU Banyumas Gus Lutfi, Gus Furqon dan Gus Tahal dari Temanggung, Wan Abdurrachman Purworejo, Anggota Dewan Syuro PKB KH Zaenal Arifin, dan sejumlah pengurus PKNU dari berbagai daerah serta pengurus PKB Jateng.

Di Sragen, ujar Gus Yusuf, PCNU sudah memfasilitasi berkumpulnya kembali kader PKNU dan PKB. Gus Yusuf juga menyerahkan sikap politik PKB terkait pemilihan gubernur kepada para kyai. Siapapun gubernurnya, yang penting wakilnya dari NU.

Mantan Ketua DPW PKNU Jateng Yazid Mahfudz justru mengingatkan untuk melewati ambang batas parlemen 3,5 persen secara nasional, kesadaran untuk bersama-sama kembali mutlak diperlukan. Lupakan semua dinamika yang terjadi, semua itu adalah pengalaman bagi kader-kader NU.

“Saya punya pengalaman dipecat secara organisasi oleh PKB. Bahkan saya di-recall dari DPRD Jateng. Tapi saya tidak menaruh dendam. Semua risiko karena pilihan politik. Sekarang saya bergabung kembali ke PKB juga siap dengan segala risiko,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Dewan Syuro KH Muchosis Nur. PKB tidak perlu repot-repot menyatukan kader-kader NU. Selama masih ada pesantren dan ulama, siapa saja sebagai kader NU pasti tidak akan mungkin meninggalkan PKB.

“Saya mendukung sepenuhnya apa yang menjadi program dan hajat PKB,” kata Kyai sepuh dari Banyumas ini.

Dewan Syuro PKNU KH Abdul Azis menambahkan, dirinya berkali kali ditawari menjadi pengurus partai lain. Namun, pinangan itu ditolak secara halus. “Ketika mereka sowan ke saya, saya hanya mendoakan saja. Karena hati saya selalu di NU dan partai yang dilahirkannya,” ungkapnya. Sumber: DPP PKB