Skip to content

emka.web.id

Menu
  • Home
  • Indeks Artikel
  • Tutorial
  • Tentang Kami
Menu

Inilah Negara-negara Yang Rentan Serangan Cyber

Posted on February 10, 2012 by Syauqi Wiryahasana
Jakarta - Kecanggihan dan kemajuan teknologi tiap negara di dunia tentunya sangat beragam, begitu pula cara mereka menghadapi serangan cyber. Bagaimana? Menurut laporan terbaru dari survei cyber defence McAfee, Israel, Finlandia dan Swedia merupakan negara-negara yang dianggap terdepan dalam hal ‘kesiapan cyber’. Tak hanya itu, hasil survei ini juga menunjukkan, China, Brasil dan Meksiko merupakan negara-negara yang paling tidak mampu mempertahankan diri jika ada serangan cyber yang menyerang mereka. Peringkat ini berdasarkan pada persepsi ahli terkemuka pada pertahanan suatu negara. Laporan juga menyimpulkan, berbagi informasi yang lebih besar secara global diperlukan untuk menjaga ancaman masa depan. Selain itu, hasil survei ini juga menunjukkan, memberi kekuatan lebih besar pada penegakan hukum untuk memerangi kejahatan lintas batas memang diperlukan. Inggris mendapat nilai empat dari lima dan merupakan peringkat baik bersama Amerika Serikat (AS), Jerman, Spanyol dan Perancis. Penelitian ini dilakukan tim Security and Defence Agenda di mana pemberian peringkatnya berdasarkan pada persepsi kualitas kesiapan cyber atau kemampuan untuk mengatasi berbagai ancaman dan serangan suatu negara. “Subyektivitas laporan ini merupakan kekuatan terbesar. Laporan ini memberi persepsi kesiapan cyber orang-orang yang memahami dan bekerja di bidang keamanan cyber pada basis harian,” jelas kepala kantor teknologi McAfee Raj Samani. Skor baik yang diperoleh tergantung pada langkah-langkah dasar seperti firewall dan perlindungan antivirus yang memadai dan hal-hal yang lebih kompleks seperti informasi pemerintahan dan pendidikan. Swedia, Finlandia dan Israel berhasil membuat para ahli terkesan mengenai laporan ini meski faktanya, laporan terakhir menunjukkan, negara-negara tersebut mengalami lebih dari seribu serangan cyber tiap menitnya. Serangan penjahat cyber juga mengincar penasehat keamanan senior Isaac Ben-Israel hingga Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. “Kelompok hacktivist seperti Anonymous sering menyerang namun tak menyebabkan banyak kerusakan. Ancaman nyata datang dari negara lain dan organisasi kejahatan.” Ia menambahkan, negara-begara itu telah membentuk sebuah gugus tugas cyber yang bertanggung jawab menilai ancaman pada infrastruktur utama seperti produksi listrik dan persediaan air. Di ujung lain dari skala keamanan, Meksiko menempati peringkat paling tidak siap menghadapi ancaman cyber. Situasi di negara ini menjadi kambing hitam sehingga mendesak otoritas negara sangat fokus pada geng dan masalah narkoba. Beberapa pengamat barat menganggap China sebagai agresor di dunia maya. Namun, salah satu ahli Peiran Wang mengatakan, negara tersebut rentan pada serangan karena tak memiliki strategi gabungan. “Kementerian Keamanan Publik, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keamanan Negara dan bahkan militer yang terlibat tak berkomunikasi dengan baik,” kata Peiran Wang yang merupakan sarjana tamu di Free University, Brussel. Di Inggris, dalam laporan ini disebutkan, ada program investasi GBP650 juta (Rp9,2 triliun) untuk keamanan cyber. Namun, rencana Kementerian Dalam Negeri tersebut dikritik ahli keamanan informasi Peter Sommer. “Hal ini tergantung kerjasama sektor swasta yang menguasai 80% infrastruktur nasional. Lebih dari setengah dana akan masuk badan intelijen di mana nilai uang akan sulit untuk diselidiki. Saya sendiri cenderung memilih membantu korban potensial,” katanya. Kesimpulan dari laporan ini adalah berupa rekomendasi pada upaya yang lebih besar untuk meningkatkan lintas batas penegakan hukum. “Kejahatan cyber membuat ruwet koneksi mereka melalui beberapa negara yang berbeda,” kata Samani. Jika penjahat itu sangat cerdas, mereka akan pergi ke negara-negara yang tak memiliki kerjasama semacam itu, lanjutnya. “Orang-orang jahat berbagi informasi dan kita juga perlu melakukan hal yang sama,” katanya. Dr Joss Wright dari Oxford Internet Institute menyambut temuan laporan ini namun ia memiliki keraguan serius atas kelayakan usulan tersebut. “Rekomendasi mereka sudah didengung-dengungkan selama 10 tahun. Saya akan senang melihat ada sharing informasi yang baik namun saat membicarakan keamanan nasional, ada budaya yang tak terbagi,” tutupnya
Seedbacklink

Recent Posts

TENTANG EMKA.WEB>ID

EMKA.WEB.ID adalah blog seputar teknologi informasi, edukasi dan ke-NU-an yang hadir sejak tahun 2011. Kontak: kontak@emka.web.id.

©2024 emka.web.id Proudly powered by wpStatically