Inilah Pesawat Zeppelin Futuristik
Jakarta:Uji coba senjata dan peralatan baru dilakukan Amerika Serikat selama perang di Afganistan. Salah satunya balon udara atau pesawat Zeppelin yang pernah tenar sewaktu Perang Dunia I.
Pada 2010, hampir sebulan tiga unit Zeppelin berputar-putar di kawasan utara Afganistan. Pesawat ini mengawasi pergerakan kelompok Taliban dan memasok kebutuhan tentara Abang Sam. Pesawat tersebut buatan perusahaan Hybrid Air Vehicles, yang mendapat kontrak pertahanan US$ 315 juta dari pemerintah Amerika.
Namun juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika mengatakan pihaknya baru menerima laporan tentang kemungkinan penggunaan pesawat Zeppelin untuk mengangkut peralatan dan logistik dalam misi militer. "Tapi saat ini tidak ada rencana untuk membelinya," katanya pekan lalu.
Hybrid Air Vehicles kini menjadi pelopor dalam desain dan pembuatan balon udara raksasa. Perusahaan asal Amerika ini mengembangkan pesawat dengan teknologi terbaru yang hemat biaya, rendah emisi karbon, dan berfokus untuk misi pengangkutan barang serta pengawasan udara.
Kecakapan itu memang dibutuhkan untuk pesawat masa kini dan mendatang. Perusahaan ini mengembangkan teknologi hybrid air vehicle untuk menghasilkan 60 persen daya angkat aerostatik menggunakan gas helium dan 40 persen aerodinamis yang dihasilkan dari bentuk pesawat. <--more--!>
Pesawat balon udara yang dihasilkan konon disebut "lebih ringan daripada udara". Menggunakan tenaga dari empat unit mesin pendorong yang disebut propulsor, pesawat ini mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal.
Inovasi tersebut menghasilkan pesawat balon udara revolusioner dengan potensi pasar global. Direktur Pengembangan Bisnis Hybrid Air Vehicles, Hardy Giesler, mengatakan pada 2010 perusahaannya membangun kemitraan dengan Northrop Grumman, perusahaan sejenis.
Mereka mendapat US$ 517 juta dari Angkatan Darat Amerika untuk mengembangkan Long Endurance Multi-Intelligence Vehicle (LEMV). "Pesawat ini mampu terbang pada ketinggian di atas 20 ribu kaki di atas permukaan laut selama 21 hari nonstop. Tidak perlu bingung mengisi ulang bahan bakar," kata Giesler dalam laman situs Hybrid Air Vehicles.
LEMV adalah moda transportasi udara yang dirancang khusus untuk membawa beban yang sangat berat dan menempuh jarak sangat jauh. Pesawat ini mampu mendarat di darat, permukaan es, salju, hingga di atas air, sehingga tidak membutuhkan landasan.
Dari pesawat jenis ini, para produsen menawarkan layanan untuk transportasi kargo, operasi pemadaman kebakaran, pengangkutan logistik militer, dan jasa penerbangan komersial. Dengan kapasitas muatan mencapai 50 ton, pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan hingga 185 kilometer per jam. Tanpa membutuhkan landasan pacu, pesawat ini dapat mengirim logistik ke daerah-daerah terpencil.
Jika diperlukan, kemampuan angkut pesawat jenis ini dapat ditingkatkan menjadi 200 ton. Bahkan pesawat ini di masa mendatang dirancang untuk dapat membawa kargo hingga 1.000 ton.
Giesler mengatakan moda transportasi udara alternatif ini dikenal sangat ramah lingkungan. Konsumsi bahan bakarnya juga sangat irit: bisa menghemat hingga 75 persen bahan bakar dibanding pesawat terbang komersial jenis lainnya.
Pesawat sedang dalam tahap perincian desain dan akan dirakit tahun ini. "Kendaraan pertama untuk keperluan komersial dijadwalkan dimulai pada 2014," kata Giesler.
Sumber: Tempo