PT INTI Akan Ubah Haluan Bisnis, Siap Diakuisisi
Jakarta - Langkah besar akan ditempuh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) di 2012 ini. Agar bisa bersaing di industri teknologi, perusahaan BUMN ini akan melakukan aksi korporasi yang akan menentukan nasib perusahaan di masa mendatang.
"Kami ingin shifting, dan itu pelan-pelan sudah kami lakukan sejak 2009, dari perusahaan B2B (business to business) menjadi B2C (business to consumer). Semester kedua 2012 ini kami akan meluncurkan smartphone Android," terang Dirut PT Inti, Irfan Setiaputra, kepada detikINET, Senin (23/4/2012).
Menurutnya, langkah itu sesuai dengan portofolio bisnis perusahaan yang telah direncanakan dalam lima tahun mendatang. Meski fokus ke B2C, PT Inti akan tetap mempertahankan enam portofolionya, yakni sistem integrator, managed services, produk genuine, manufakturing, IT & Services, seat management, dan mobile device & content.
Kata Irfan, untuk mengembangkan portofolo bisnis ini, PT Inti perlu modal yang cukup besar. "Itu sebabnya, kami akan melakukan privatisasi dengan melepas 49% saham kami. Kemungkinan bakal dilepas ke sesama BUMN," ujarnya.
Dari penjualan saham yang diperkirakan akan mencapai Rp 332,5 miliar ini diharapkan bisa meningkatkan value dari PT Inti sekaligus mempercepat pertumbuhan bisnis. "Tentu saja secara bersamaan bisa meningkatkan value BUMN yang beli. Jadi kedua perusahaan bisa memperoleh manfaat," papar Irfan.
Sejumlah BUMN yang mungkin mengakuisisi PT Inti adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Len Industri (LEN), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Kabarnya, Telkom dan LEN menjadi yang paling berminat melakukan akuisisi.
"Kami menyerahkan kepada pemegang saham (negara). Jika pendekatannya ke market, bisa dibeli oleh sesama BUMN sejenis. Tapi kalau pendekatannya ke teknologi, dibeli swasta. Tapi buat kami, siapapun yang beli mesti punya kemampuan untuk meningkatkan value bagi PT Inti dan memiliki dana segar, jangan dana pinjaman. Kalau cuma pinjam bank, kami juga bisa," tegas Irfan.
Dari penjualan saham yang diperkirakan mencapai Rp 332,5 miliar, sebesar Rp 220 miliar akan didistribusikan untuk bidang telekomunikasi sedangkan sisanya Rp 86 miliar untuk non-telekomunikasi dan Rp 26,5 miliar untuk produk konsumer.
Di 2011 lalu, PT Inti mencatatkan laba bersih Rp 10,43 miliar atau naik sekitar 200%, dari tahun 2010 sebesar Rp 4,59 miliar. Di 2012 ini, PT Inti menargetkan laba bersih sebesar Rp 38,3 miliar. "Inti tumbuh pesat sejak 2009 hingga 2012," tandas Irfan yang sebelumnya lama menjabat sebagai Managing Director Cisco Indonesia.
sumber: detikINET