Penerbangan dan Ponsel
"Demi keselamatan seluruh perangkat elektronik dan pesawat radio harap dimatikan", setidaknya demikian pengumuman dari crew pesawat baik saat tinggal landas atau hendak mendarat.
Seperti yang kita tahu, telepon, radio dan mungkin laptop menggunakan gelombang elektromagnetik untuk berkomunikasi. Sebagian besar perangkat tersebut menggunakan frekuensi tinggi (dalam MHz) yang kebetulan juga hampir berhimpitan dengan kanal frekuensi komunikasi antara pesawat dan ATC Bandara.
Pernah mengalami jika telepon anda mendapat SMS atau panggilan dan kebetulan berada didekat TV atau Speaker? Pasti ada noise yang ditimbulkan oleh proses komunikasi telepon anda. Nah, hal yang sama juga bisa terjadi disaat anda masih berada dipesawat, diketinggian yang lumayan rendah sehingga sinyal BTS bisa ditangkap, lalu masuk SMS ke handphone anda pada saat bersamaan intruksi ATC ke Pilot juga berlangsung bisa terganggu dan berakibat fatal!
Tahun 90an ada kecelakan pesawat Garuda tujuan Medan yang keliru belok sehingga menabrak gunung di sekitar Deli Serdang. Intruksi ATC ke kiri, tapi pilot mendengar ke kanan. Bisa jadi saat terbang rendah itu, komunikasi terganggu karena sinyal telepon atau malah siaran radio gelap yang merebak di daerah itu.
Hmm, sayangnya banyak orang Indonesia yang tidak ngeh soal ini. Banyak telepon yang langsung berdering begitu pesawat terbang rendah. Hooh, mungkin juga kejadian pesawat Sukhoi disebabkan hal ini juga.
Memang sih, pesawat keluaran tahun 2000an ke atas sudah mengantisipasi hal ini, bahkan yang terbaru sudah menyediakan fasilitas wifi. Tapi bukan berarti kita menyepelekan loh. Tidak ada salahnya mematuhi peraturan, demi keselamat bersama.
Salam,
* ditulis saat boarding di Cengkareng, menuju bengkulu.