Alumni Unwahas Gelar Pelatihan Wirausaha
Semarang - Keluarga Alumni Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan untuk alumni dan calon alumni yang diwisuda pada 29 Desember 2012 lalu. Sekitar 80 peserta di salah satu perguruan tinggi NU terkemuka ini mengikuti acara tersebut dengan antusiasme yang tinggi.
Kegiatan yang bertempat di aula Unwahas ini telah dilaksanakan 26 Desember 2012 lalu dengan menghadirkan Nugroho Widiasmadi, dosen Fakultas Teknik Unwahas dan juga salah satu pengurus LPPNU (Lembaga Pengembangan Pertanian NU) yang menjelaskan integrated farm (pertanian terpadu). Dia menemukan M-11 (michrobachter alfaafa-11), sebuah mikrobakteri yang multi-fungsi. “Bisa menjadi dekompesor tanah, pupuk, pakan ternak, dan bonus blue energi, dari hasil fermentasi jerami dengan M-11”.
Pembicara kedua, Taufiq Setiawan, bercerita tentang awal mula dia terjun ke bisnis ekspor pupuk organik. Dia telah menjalin kerja sama dengan Jepang. Alumni FISIP 2006 ini membuktikan, bahwa jurusan tidak menentukan pekerjaan. Selepas lulus kuliah, ia bekerja sebagai staf DPR RI. Namun sebelum mulai bekerja, dia terserang tifus. Akhirnya dia mulai merintis wirausaha di bidang petanian.
Di daerah asalnya di Batang, Iwan (panggilan akrabnya) mengembangkan usaha pembuatan pupuk kompos. “Karyawan saya adalah para tetangga yang bekerja sebagai petani,” ujarnya. Dengan begitu limbah dari sisa petanian tidak terbuang percuma.
Menurut ketua panitia, M. Ali Maksum, para alumni harus memiliki semangat wirausaha saat terjun ke masyarakat. Harapan senada juga disampaikan oleh Rofiul Huda, Kabag kemahasiswaan dan Alumni, yang berharap Kawah dapat menjadi media untuk memberdayakan alumni.
Rektor Unwahas, Noor Achmad berpesan agar para alumni menggiatkan wirausaha dengan banyak menggandeng instansi pemerintah. “Banyak tawaran program dari pemerintah yang bisa diambil oleh para alumni. Syaratnya harus profesional dan out put-nya berguna untuk masyarakat luas.”
Saat menjawab pertanyaan dari salah satu peserta, Nugroho menjelaskan bahwa penggunaan M-11 tidak menimbulkan efek kerusakan lingkungan. Tanah Jawa yang kini hutannya tinggal 4 persen, mesti direstorasi untuk mengembalikan kesuburan tanah. Semangat ini akan meningkatkan taraf hidup petani dan peternak.
Via NU Online