Forum Dialog antar Agama Maroko Berkunjung ke PBNU
Jakarta, NU Online
Delegasi dari Forum Dialog Antar Agama Maroko melakukan kunjungan ke kantor PBNU, Senin (11/7). Mereka diterima oleh KH Said Aqil Siroj dan sejumlah pengurus lainnya. Mereka yang hadir adalah Prof Dr Ben Abdelkrim Filali Mohammed, Prof Dr Muhammad Kharchafi, Prof Dr Ahmed Ziyadi, dan Prof Dr Maryan Ait Ahmad.
Dalam diskusi berbahasa Arab yang berlangsung secara gayeng tersebut, mereka mengapresiasi NU sebagai organisasi massa terbesar di dunia, dan berharap partisipasinya dalam menyelesaikan konflik. Upaya yang dilakukan NU dalam menjadi model bagi Negara Arab untuk belajar menyelesaikan konflik.
Di negara Arab, upaya-upaya perdamaian yang digagas NU telah dikenal, seperti rombongan ulama Lebanon yang dating ke PBNU untuk bertukar fikiran dengan PBNU untuk masalah konflik di Lebanon. Peran NU terus dibutuhkan untuk memperluas dialog dengan para ulama menyelesaikan permasalahan di dunia Islam.
Para intelektual tersebut juga mengakui peran dan pendekatan Indonesia yang mampu menjaga harmoni masyarakatnya, ditengah-tengah keragaman. Karena itu, di beberapa universitas di Maroko, diajarkan bahasa Indonesia,yang nantinya diharapkan sebagai media komunikasi dalam mempelajari kebudayaan Indonesia dalam menyelesaikan berbagai permasalahannya.
Terkait dengan harlah ke-85 NU, ada tiga orang delegasi yang akan hadir dalam pertemuan ulama sufi sedunia. Diantaranya Prof Dr Ahmed Ziyadi, Dr Rajaa Tounsi dan Prof Dr Maryam Ait Ahmad. Mereka akan merepresentasikan beberapa tarekat sufi yang ada di Maroko
Sementara itu Kiai Said Aqil menuturkan NU telah mendorong terciptanya kerukunan antar umat beragama dengan mendorong diperbanyaknya dialog lintas agama yang diprakarsai oleh NU.
Ia juga berharap terdapat pertukarang pelajar Indonesia dan Maroko, dengan mengirimkan santri untuk belajar di sana atau mengirimkan guru agama dari Maroko untuk berkeliling dan mengajar di sejumlah pesantren NU.
Kemungkinan kerjasama lain adalah penerjemahan buku-buku yang dikarang oleh orang NU ke dalam bahasa Arab, dan juga buku bahasa Arab yang dikarang oleh ulama Maroko dalam bahasa Indonesia.