PCNU Pekalongan Gelar Program Densus 26
Pekalongan, NU Online
Untuk membentengi gerakan radikalisme atas nama agama yang masih marak, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama(PCNU) Kabupaten Pekalongan bekerjasama dengan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Yogyakarta dan Pondok Pesantren Nahjul Hidayah Kedungwuni menggelar kegiatan Pendidikan Khusus Da'i Ahlussunnah wal Jama'ah atau Densus 26.
Acara yang diselenggarakan selama dua hari (5-6/8) di Pondok Pesatren Nahjul Hidayah Kedungwuni Kabupaten Pekalongan diikuti sekitar 200 peserta dari utusan Ranting NU, pengurus atau imam masjid dan musholla, guru guru madin dan tokoh masyarakat se Kabupaten Pekalongan.
Sekretaris panitia Densus 26 M. Miftah Ma'khudz kepada NU Online mengatakan, kegiatan Densus 26 dikemas dalam bentuk yang berbeda pada kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) pada umumnya, dimana para peserta diajak mengkaji kitab 'al muqtathafat li ahlil bidayaat' bersama pengarangnya langsung yakni KH. Marzuki Mustamar Ketua PCNU Malang.
Dikatakan, selama dua hari peserta diajak membahas berbagai masalah yang muncul akhir akhir ini dari para penyerang NU dalam bentuk ngaji bandongan plus disertai dengan tanya jawab kepada pengarangnya langsung, sehingga peserta akan mendapatkan jawaban yang jelas dari nara sumbernya.
"Secara khusus densus 26 membahas berbagai dalil / hujjah yang selama ini dijadikan pegangan oleh para penyerang NU," ujarnya di sela sela acara pengajian.
Berbagai topik yang ada dalam kitab karya Ketua PCNU Malang yang dibahas dalam kegatan densus 26 antara lain keutamaan al qur'an surat surat dan ayat ayat khusus, keutamaan shoalawat dan dzikir, fadhilah do'a do'a khusus, tawassul tabarruk, hujjah hujjah amaliah nahdliyyah dan risalah ahlus sunnah wal jama'ah dan qonun asasi NU.
Menurut Miftah, kegiatan densus yang memasuki putaran kelima merupakan gagasan dan ide yang diprakarsai anggota DPR RI Moh. Hanif Dakiri bertujuan untuk memberikan bekal yang cukup kepada para pengurus dan aktifis NU terhadap gerakan yang secara masif menyerang NU.
Selama ini, ujar Miftah gerakan secara masif terhadap amaliyah NU cenderung didiamkan. Sikap ini dipilih karena secara faktual sejauh ini para penyerang NU itu tidak memiliki kompleksitas pengetahuan agama secara memadai. Tetapi dengan dibiarkan dan dukungan finansial yang sangat kuat, dalam beberapa segi NU terdesak. Hal ini dibuktikan dengan hilangnya sejumlah masjid dan musholla yang dikelola warga NU dan sebagian warga NU di bawah terprovokasi oleh kelompok anti tahlil, anti yasin dan lain lain.
Maka dengan densus 26 diharapkan sebagai pengguna hak jawab atas berbagai serangan dan sekaligus pembekalan menyeluruh terhadap khususnya da'i da'i NU untuk menghadapi eskalasi serangan terhadap amaliyah nahdliyyah yang lebih luas.
Kegiatan yang sama juga pernah dilaksanakan di Bantul Yogayakarta, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman. Tanggal 17 Agustus mendatang angkatan keenam akan digelar di Jakarta dengan peserta anak anak pelajar tingkat SLTA.