Dialog Kebangsaan PC IPNU Kota Serang

Serang, NU Online

Sedikitnya 100 peserta mengikuti dialog kebangsaan di lobbi BAPPEDA Kota Serang, Minggu (21/8). Kegiatan ini dalam rangka Hari Ulang Tahun RI yang 66. Dengan tema mengikis Radikalisme Dalam Pelajaran dan Mentransformasikan Makna Empat pilar Kebangsaan.

Peserta kebannyakan Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul Ulama (IPPNU) serta mahasiswa tersebut sangat antusia dalam mengikuti acara tersebut, meski bulan puasa peserta juga tidak kurang dari 100 orang. “Maklum acara ini juga ajang silahturahmi dan buka bersama,” Ujar Ketua IPNU Kota Serang Akbarudin, Ahad (21/8).

Akbar menjelaskan, Istilah Radikalisme berasal dari kata “radix” yang berarti akar, dan pengertian ini dekat  dengan fundamental yang berarti dasar. Dengan demikian, radikalisme berhubungan dengan cita-cita yang diperjuangkan, dan dilihat persoalaan sampai ke akar-akarnya. Demikian juga halnya dengan fundamentalisme, berhubungan dengan cita-cita yang diperjuangkan, dan kembali ke azas atau dasar dari suatu ajaran.

Sebab di Banten, kata Akbar berbicara radikalisme di Banten tentu berkaitan dengan persoalan keadilan dan kemakmuran. Kesenjangan masih cukup tinggi antara kemakmuran di kalangan masyarakat tertentu dan kemiskinan di level masyarakat bawah dan terkesan menggurita tetapi nampak terlihat secara kasat mata dapat mempengaruhi jalannya roda pemerintahan di Banten.

“Perlu kita pahami bahwa, sepanjang kemakmuran dan keadilan belum dirasakan masyarakat, maka sepanjang itu pula orang masih mengabaikan aturan hukum,” terang Akbar, seraya mengatakan radikalisme dapat terkikis apabila keadilan dan kemakmuran di kalangan masyarakat khususnya Banten dapat terwujud dengan baik.

Masih Kata Akbar, Banten sebagai propinsi penyangga ibu kota Jakarta, jaraknya sangat dekat dan memiliki peran dan fungsi strategis untuk dapat berkembang dan berkiprah lebih baik lagi.  Sebuah propinsi yang memasuki sepuluh tahun dari kelahirannya dan mulai mampu berkiprah dalam pembangunan, sehingga diharapkan mampu menangkal radikalisme yang terjadi baik di dalam Propinsi Banten sendiri maupun dari luar Banten. Namun, kenyataannya Banten menjadi sorotan dunia Internasional bukan karena keilmuan dan keberanian menyuarakan keadilan mensejahterakan rakyatnya.

Lanjut ia, dalam konteks radikalisme pelajar yang terjadi pada kalangan pelajar, yang hampir sering kali terjadi di sejumlah kota Indonesia sehingga menjadi bahan pembicaraan, baik melalui media cetak maupun elektronik. Hal itu hanya merupakan sebagai tunas dan riakan-riakan kecil dari tindakan radikalisme yang terjadi di Indonesia.

Hal itu disebabkan karena adanya kesalahpahaman atau silang pendapat antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya, kurang adanya kegiatan keterpaduan antar sekolah, baik melalui kegiatan olaharaga maupun kegaitan-kegiatan lainnya, yang dapat mempersatukan dan menyamakan persepsi antar sekolah. Juga tidak menutup kemungkinan adanya oknum pelajar dari masing-masing sekolah yang memilki tabi’at kurang baik, seringkali membuat keributan di kalangan sekolah, sehingga memicu terjadinya tindakan radikalisme antar pelajar atau antar sekolah yang berupa tawuran dan tindakan-tindakan lain yang mengakibatkan terganggunya situasi keamanan dan ketertiban, baik dijalan-jalan raya maupun di tempat-tempat umum lainnya, sehingga aktifitas warga masyarakat merasa sangat terganggu dengan adanya tindakan radikalisme dimaksud.

“Nah, disinilah letaknya akar permasalahan radikalisme yang terjadi dikalangan pelajar, sehingga terkesan selalu tumbuh dan berkembang dengan subur,” ungkapnya.

Ditambahkan Akbar, radikalisme di kalangan pelajar yang akhir-akhir ini sering kali terjadi, telah menimbulkan keprihatinan yang sangat mendalam serta melukai hati nurani. Sebagai bangsa yang menginginkan Negaranya dalam keadaan aman, tertib dan nyaman kita harus mensikapi dan berupaya mencari solusi bagaimana caranya supaya tindakan radikalisme yang terjadi di kalangan pelajar tersebut, terkikis habis di Indonesia pada umumnya dan di Banten pada khususnya. Kesungguhan mengikis radikalisme dikalangan pelajar semestinya harus diwujudkan oleh semua pihak secara bersama-sama, baik melalaui para guru pembimbing di masing-masing sekolah maupun masyarakat yang memilki fungsi dan peran strategis.

“Nah, dengan semangat peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-66, bertepatan pula dengan bulan suci Ramadhan bulan yang penuh barokah, pahala dan ampunan. PC. IPNU Kota Serang mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya para kaula muda atau pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa bergandengan tangan merapatkan barisan dalam upaya menangkal sekaligus mengikis habis tindakan radikalisme yang tumbuh dan berkembang di wilayah Banten,” pungkasnya.

Scroll to Top