Gelar Doktor untuk Ketua Lajnah Falakiyah NU Jateng
Semarang, NU Online
Untuk pertama kali, IAIN Walisongo Semarang berhasil melahirkan pakar ilmu falak (Astronomi) dengan gelar doktor. Yakni H Ahmad Izzuddin. ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jateng ini dinobatkan sebagai pakar ilmu falak oleh Rektor IAIN Walisongo, Prof Muhibbin.
“Saudara Ahmad Izzuddin dinyatakan lulus dengan nilai sangat memuaskan, yakni 3,85. Maka, kepadanya berhak menyandang gelar doktor bidang Ilmu Falak,” kata Muhibbin membacakan hasil keputusan para penguji.
Muhibbin juga mengungkapkan, Izzuddin adalah doktor ketiga yang diluluskan IAIN Walisongo.
Ujian doktor dilaksanakan di Aula kampus Pascasarjana IAIN Walisongo Jl Walisongo Semarang, siang hingga maghrib, Senin lalu. Para pengujinya adalah Prof Ahmad Gunaryo, Dr Imam Yahya, Dr Ahmad Hakim. Plus penguji eksternal Prof Dr Thomas Djamaluddin dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Ujian dipimpin langsung oleh Ketua Senat/Rektor IAIN Walisongo Semarang Prof Dr Muhibbin dan Sekretaris Prof Dr Suparman Syukur. Adapun promotornya, Prof Dr Ahmad Rofiq dan co-promotor Dr Ing Khafid dari Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) Bandung.
Izzuddin yang menjadi dosen di Fakultas Syariah dan Program Magister Ilmu Falak IAIN Walisongo ini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya” di hadapan para penguji.
Dia jelaskan, penentuan arah kiblat sangatlah penting bagi umat Islam. Terlebih bagi pengembangan ilmu untuk kalangan cendikiawan. Kebanyakan ilmuwan Islam masih terbuai pada penelitian yang kurang memberikan sumbangan nyata bagi permasalahan umat Islam.
Penentuan arah kiblat, terang Izzuddin, secara substansial perlu dilakukan perhitungan. “Kiblat bukan sekedar mengarah barat saja. Makanya ilmu penentuan arah kiblat ini perlu dikaji dan dikembangkan,” kata Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia (ADFI) ini.
Tentang ilmu menentukan arah kiblat ini, tuturnya, metodenya mengalami perkembangan dari masa ke masa. Dari metode tradisional memkai tongkat istiwa’ sampai metode modern berbasis citra satelit.
“Soal hisabnya, teori matematika untuk ini berkembang. Pertama teori trogonometri bola, lalu ada teori Geodasi dan teori Navigasi,” jelasnya.
Izzudin menilai ketiga teori tersebut masih terdapat kelemahan. Yakni menghasilkan sudut arah kiblat yang berbeda-beda. Ia mencontohkan kasus di Hanoi Vietnam. Daerah ini memiliki lintang bujur yang hampir sama dengan Mekah. “Namun jika diukur menggunakan ketiga teori itu, masing-masing ada perbedaan arah kiblat,” tegasnya.
Teori Trigonometri bola dan Teori Geodesi menghasilkan sudut arah dengan jarak yang lebih dekat, persis searah dengan kiblat alam namun hasilnya tidak konsisten.
“Sedangkan terori Navigasi sudut arah konstan, tapi jaraknya lebih jauh,” imbuh Pengasuh Ponpes Darun Najah Jrakah Tugu Semarang. Padahal ketiga teori tersebut, saat ini dinilai paling akurat untuk menentukan arah kiblat. Ini masalahnya.
Sekitar seratus orang menghadiri ujian istimewa ini. Tak kurang pendiri IAIN Walisongo H Fajar, ikut menunggui ujian dari awal hingga akhir. Hadir pula mantan Gubernur Jateng Ali Mufiz, pejabat Kantor Kemenag Provinsi Jateng, tokoh ormas, perwakilan MUI Jateng, keluarga promovendus dan juga para sahabatnya. Serta para dosen dan mahasiswa IAIN Walisongo.
Diantara sahabat Izzudin yang hadir adalah bos toko Roti Virgin Suteja AW yang notabene non muslim. Semua mengucapkan selamat dan merangkul Izzuddin dikenal cerdas dan suka Falak sejak kecil ini.
Sosok inklusif ini dilahirkan di Kudus, 12 Mei 1972. Kuliahnya mligi di IAIN Walisongo, dari S-1 hingga S-3. Kepakarannya di bidang Falak, membuat namanya identik dengan ilmu astronomi tersebut. Setiap mejelang bulan Puasa dan Idul Fitri, juga pengkuran arah kiblat, dialah yang selalu dihubungi.
Penggagas Komunitas Falak Indonesia ini menjabat Ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jateng. Di Lajnah Falakiyah PBNU, ia menjadi Koodinator Diklat. Perannya untuk masjid dan astronomi sudah sangat banyak. Karena dia menjadi andalan Kementrian Agama untuk setiap proyek pengukuran arah kiblat maupun pelatihan hisab dan rukyah.
Buku karangannya tentang Falak sudah banyak. Diantaranya Fiqih Hisab Rukyat di Indonesia, Melacak Mazhab Fiqih Hisan Rukyah, dan Buku Ilmu Falak.