Sejumlah Web China Alami Hacking Terburuk?
Apa benar?
Beijing - Sebagian besar jaringan internet di China mati pada akhir pekan yang lalu. Pemerintah Beijing mengatakan bahwa hal itu akibat serangan peretas 'terganas' yang pernah ada pada sejumlaah situs China.
Dilansir The Verge, Pusat Informasi Jaringan Internet China (CNNIC) yang menjadi pengatur domain .cn, menyatakan bahwa serangan dari peretas yang mengakibatkan hilangnya servis Internet (dikenal sebagai denial of service atau DDoS) ini berawal pada pukul 02.00-04.00 waktu setempat di hari Minggu (25/8).
CNNIC pun menyampaikan permohonan maaf terhadap pelanggan yang memiliki situs dengan domain tersebut, meski lembaga tersebut tak menyebutkan apa motif dan siapa yag berada di balik serangan besar ini. Namun mereka berjanji akan memperkuat keamanan di masa mendatang.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Matthew Prince, eksekutif kepala CloudFlare, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan kinerja dan keamanan Web untuk lebih dari sejuta laman, mengatakan China melihat ada penurunan 32% dari lalu lintas internet untuk domain-domain dalam jaringan perusahaan tersebut selama dua jam serangan.
China dikenal sebagai negara yang agresif dalam urusan hacking atau peretasan. Dalam berbagai perang cyber, China dikenal memiliki pertahanan dan kekuatan cyber sangat kuat sehingga ditakuti peretas seluruh dunia.
"Ini contoh lain bagaimana China memang memiliki musuh-musuh yang mencoba mengganggu operasi-operasi internetnya. Musuh-musuh itu termasuk peretas-peretas dari Taiwan, India dan Timur Tengah, selain tentu saja Amerika Serikat," ujar Jeffry Carr, CEO Taia Group, perusahaan keamanan dunia maya.
Carr menambahkan bahwa serangan DDoS tidak memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam.
"Sejumlah serangan DDoS bisa semudah mengunduh alat baru yang gratis seperti produk LOIC dari Anonymous atau seseorang mengunjungi forum peretas yang menyediakan layanan DDoS secara murah," imbuhnya.
Sementara itu Christopher Burgess, CEO Prevendra Inc, mengatakan serangan itu bisa juga datang dari China.
"Respon dan resolusi cepat dari CNNIC dan kurangnya atribusi dari asal serangan CNNIC menunjukkan perlunya pengawasan lebih jauh. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah ini dibuat oleh entitas di China, seperti yang diidentifikasi oleh Mandiant dalam laporannya awal 2013 atau dilakukan oleh elemen kriminal," ujarnya.
Domain-domain berakhiran .cn sudah kembali terlihat berjalan normal pada Senin (26/8)
Sumber: Inilah.com