KH Hasyim Muzadi Pesimis DPR Bisa Berubah
BANDUNG - Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi menilai realitas demokrasi yang berkembang di Indonesia belum sejalan dengan yang diidealkan. Partai politik masih lebih mementingkan popularitas orang daripada kualitasnya, termasuk dalam pencalonan anggota legislatif kali ini.
Kiai Hasyim, sapaan akrabnya, memprediksi caleg yang berpeluang jadi adalah dari kalangan petahana. Ia pesimis akan ada perubahan signifikan pada DPR dari hasil pemilu legislatif April mendatang. "Saya kira tak akan ada banyak perubahan. Akan banyak orang lama yang masuk DPR lagi," katanya dalam acara Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan di Bandung, Sabtu (15/3).
Soal kriteria pemimpin Indonesia ke depan, Hasyim hanya mengatakan bahwa problem yang dihadapi Indonesia saat ini di atas rata-rata. "Karena itu, presidennya harus punya kemampuan di atas rata-rata," jelas mantan Ketua Umum PBNU ini.
Selain itu, kata pengasuh Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini, Presiden Indonesia ke depan haruslah orang baik dan bisa memperbaiki Indonesia. "Kreteria saya hanya itu saja," katanya.
Sementara itu, terkait halaqah nasional ulama dan cendikiawan yang digagasnya, Hasyim mengatakan, pihaknya berharap reformasi yang telah berjalan jelas ujungnya. "Karena itulah, saya mengumpulkan para kiai pesantren," katanya.
Hasyim berpandangan, suara kiai pesantren masih didengar oleh masyarakat. Sedangkan suara politisi dan pejabat sudah ditinggalkan orang. Sayangnya, informasi yang mereka dapat soal kondisi Indonesia saat ini masih minim.
"Para ulama dan kiai ini kita kumpulkan. Lalu kita undang narasumber yang kompeten. Ini akan kita gelar keliling daerah-daerah. Tak terkait pipres dan pileg," tuturnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Ketua DKPPN Jimly Assidiqie berharap pemilu legislatif yang akan berlangsung pada 9 April mendatang berjalan lancar dan aman.
Lebih dari itu, Jimly juga meminta semua pihak terkait meyakinkan rakyat agar semua pemilih datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat hari pencoblosan. Harapan Jimly itu cukup beralasan. Pasalnya, ia melihat ada tren partisipasi masyarakat dalam pemilu menurun. "Itu terlihat dari sejumlah pilkada," katanya.
Sumber: NU Online