Skip to content

emka.web.id

Menu
  • Home
  • Indeks Artikel
  • Tutorial
  • Tentang Kami
Menu

Ponpes Ar Rohmah Jorongan Leces Dorong Santri Tetap Tempuh Pendidikan Formal

Posted on March 11, 2014 by Syauqi Wiryahasana
Probolinggo - Pesantren Ar Rohmah di Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu pesantren yang masih tetap mempertahankan sistem pembelajaran salaf. Tetapi meski demikian, pesantren yang diasuh oleh Ustadz Hasanuddin ini juga tetap mewajibkan santrinya untuk bisa menempuh pendidikan formal setelah keluar dari lingkungan pesantren. Di awal pendiriannya sampai saat ini, pesantren ini terus mengembangkan pendidikan salaf. “Pendidikan salaf merupakan bangunan dasar etika dalam bermasyarakat. Karena dalam pendidikan salaf ini, santri diajari tentang kehidupan mandiri dalam memahami agama Islam. Kalau pendidikan formal sudah menjadi urusan pemerintah. Biar kami salaf saja,” ungkapnya, Sabtu (9/3). Karena pendidikan di pesantren menerapkan pembelajaran salaf, maka Hasanuddin mencanangkan santrinya mondok di pesantren ini maksimal selama 6 tahun. “Jika usia sekolah dasar, maksimal 6 tahun mondok di sini,” jelasnya. Menurut Hasanuddin, 6 tahun itu merupakan waktu yang cukup untuk belajar pendidikan Madrasah Diniyah Ula yang merupakan jenjang paling dasar di Madin. “Di Madin itu kan ada Madin Ula. Di sini hanya ada Ula saja, kalau Wustho kami belum ada,” terangnya. Madin Ula itu sendiri setara dengan pendidikan SD. Karena setara, ijazah yang dikeluarkan bisa digunakan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. “Setelah lulus dari pesantren ini, maka santri bisa melanjutkan ke jenjang MTs (Madrasah Tsanawiyah) karena ijazah itu memenuhi syarat untuk sekolah ke jenjang berikutnya,” tegasnya. Setelah lulus Madin Ula, Hasanuddin menyarankan agar santrinya segera “keluar” dari pesantren. Saran agar segera keluar itu karena Pesantren Ar Rohmah tidak ingin memutus rantai pendidikan formal santrinya. Sebab jika diputus, sama halnya memutus masa depan mereka. “Meski saya tidak punya keinginan mendirikan formal seperti MI, MTs maupun MA, tetapi saya selalu sarankan kepada santri agar bisa tetap melanjutkan ke pendidikan formal. Hal ini penting agar ada keseimbangan pendidikan dan tidak memutus rantai pendidikan formalnya,” tambahnya. Karena hanya terdiri dari pendidikan Madin Ula, maka kurikulum di pesantren ini pun hanya salaf saja. Salah satunya, kitab kuning Jurumiyah (pembelajaran membaca kitab kuning), Fathul Qorib (fiqih muamalah) dan Sulamul Taufiq (fiqih mudhorobah). Sumber: NU Online
Seedbacklink

Recent Posts

TENTANG EMKA.WEB>ID

EMKA.WEB.ID adalah blog seputar teknologi informasi, edukasi dan ke-NU-an yang hadir sejak tahun 2011. Kontak: kontak@emka.web.id.

©2024 emka.web.id Proudly powered by wpStatically