Jakarta –Â Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) yang juga mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menekankan perlunya kesadaran masif rakyat atas situasi mutakhir negeri ini.
“Terkait pemilu, saya kira publik mestinya memilih pemimpin yang tidak tersandera kepentingan politik. Baik masa lalu maupun masa kini. Keduanya tidak akan berani ‘mengubah’ soal hukum,” terangnya.
Mahfud menjelaskan hal tersebut saat hadir dalam sarasehan nasional ulama pesantren dan cendekiawan di Pesantren Miftahul Ulum Jakarta Selatan, Rabu (02/04), bersama mantan Menteri Koordinator Perekonomian Moh Rizal Ramli dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri. Dua menteri pada era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman  Wahid (Gus Dur) ini berbicara sesuai keilmuan masing-masing terkait masa depan Indonesia.
Menurut Mahfud, ketidaktegasan pemimpin tentang hukum akan mempengaruhi situasi politik suatu negeri. Data terbaru, lanjutnya, 318 dari 460 bupati/walikota dan 16 dari 32 gubernur terbelit skandal korupsi.
“Jika demikian, satu hal yang mesti kita tempuh: tegakkan hukum dan keadilan, niscaya negara akan selamat,” tegas mantan mantan Menteri Pertahanan era Gus Dur ini yang langsung disambut aplaus panjang hadirin.
Sementara itu Rizal Ramli mengatakan, sejak era Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi, peran NU sangat terasa. Oleh karenanya, warga Nahdliyin harus tetap teguh memegang peranan tersebut.
Menurutnya, ada satu pertanyaan penting yang harus dijawab seluruh anak bangsa. Sepuluh tahun lagi Indonesia seperti apa? “Harapan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, rasanya masih tipis. Nah, pada kesempatan ini saya harap teman-teman NU turut merumuskan seperti apa yang kita inginkan dari para calon pemimpin kita,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Rokhmin Dahuri memaparkan bahwa banyak potensi bagi Indonesia jadi negara besar. “Jika kita lihat di dermaga semisal di Tanjung Priok, peti kemas yang berjejer itu milik asing. Yang paling banyak itu milik Denmark. Negeri daratan kecil ini memiliki ship company terbesar di dunia. Coba bayangkan itu,” katanya.
Pada saresahan ini hadir pula melengkapi ketiganya Rais Syuriah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi. Ia menekankan tentang pentingnya terus bersemangat membangkitkan bangsa dan negara ini. “Jangan putus asa,” tegas kiai asal Purwokerto ini. Â Sumber: NU Online