
Pos Khidmat merupakan singkatan dari Polisi Ceramah Kamtibmas Setelah Shalat Jum'at. Menurut Sabilul Alif, setiap Kapolsek "diwajibkan" berceramah setelah shalat Jum'at di masjid-masjid yang telah dijadwal. Tujuannya, selain untuk membina dan membimbing masyarakat, juga agar polisi bisa lebih dekat dengan masyarakat. "Polisi adalah bagian dari masyarakat, karenanya polisi tak boleh jauh dari masyarakat," ucapnya di Mapolres Jember, Jember, Jawa Timur, Jumat (18/9). Kendati demikian, program Pos Khidmat tidak selalu menghadirkan polisi sebagai penceramah, namun ada kalanya Mapolres Jember mendatangkan penceramah dari luar. Misalnya, setelah shalat Jumat kemarin, KH. Syamsul Arifin yang diundang untuk memberikan ceramah pada tahanan di Mapolres Jember. Dalam ceramahnya, ia menegaskan bahwa manusia tak pernah luput dari takdir. Apapun nasib menusia, katanya, itu adalah tadkir. "Namun takdir tidak bisa dilihat atau ditentukan oleh kita. Kita tidak tahu apa takdir kita besok dan seterusnya. Karena tidak tahu takdir ktia seperti apa, maka kita harus berusaha agar takdir kita bagus," ucapnya. Kiai Syamsul berharap agar "takdir" yang menimpa para tahahan bisa membuat mereka mawas diri dan insyaf, sehingga keburukan yang pernah dilakukan tidak terulang lagi. Dikatakannya bahwa tak seorangpun manusia di muka bumi ini yang tidak mempunya salah dan dosa. Semua manusia, kecuali nabi, pasti mempunyai dan pernah berbuat salah, sekecil apapun. "Yang penting kita mau bertobat dengan sungguh-sungguh, insyaallah diampuni. Tanda-tanda orang bertobat sungguh-sungguh dia tidak mengulangi kesalahannya lagi," ujarnya. (Aryudi/Mahbib) Sumber: NU Online