Mahasiswa STAI Sunan Pandanaran (Staispa) ngaji 'Karakter Santri ala Gus Dur', Selasa (1/9) malam. Mereka mengangkat karya Greg Barton 'Autobiography of Abdurrahman Wahid' sebagai rujukan diskusi. Mereka mengawalinya dengan tawasulan yang ditujukan kepada para ulama dan kiai-kiai Nusantara, terutama Gus Dur.

Pemandu Ngaji Gus Dur Dr. Suhadi Cholil mengatakan, dari karya Greg Barton ini kita hanya mengambil empat bab yang dirasa penting. Kegiatan ini juga menggunakan metode khas pesantren yakni model bandongan. "Ngaji Gus Dur ini bisa juga disebut ngaji sirah (riwayat). Sebab, kita akan menyelami sosok Gus Dur melalui buku ini untuk menggali berbagai perilaku dan pemikiran Gus Dur sebagai teladan. Selain itu kita juga sekaligus dapat belajar bahasa Inggris melalui buku ini," terangnya. Dari seorang Gus Dur, lanjutnya, kita dapat melihat sosok yang dengan jerih payah serta teguh dalam mengabdikan ilmu dan masyarakat. Gus Dur juga merupakan seorang yang sangat mencintai ilmu dan masyarakat. Itu yang perlu kita tiru, sebagai generasi penerus bangsa. Menurut dosen CRCS program pasca sarjana UGM ini, santri hari ini harus mampu berbahasa asing. Karena untuk menggaungkan Islam Nusantara, penguasaan bahasa asing merupakan komponen yang sangat penting. "Sebab, saya melihat karya-karya para Ulama Nusantara, sekarang banyak yang telah dialihbahasakan ke bahasa asing. Di antaranya, karya Syeikh Nawawi al-Bantani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, pada saat saya berkesempatan berkunjung ke sana. Karya Syeikh Ihsan Jampes juga telah ada terjemahannya dalam bahasa asing, dan lain sebagainya. Hal demikian baik, apalagi jika santri yang melakukan itu," pungkasnya. (Anwar Kurniawan/Alhafiz K) Sumber: NU Online