Solo,
Dalam rangka mencegah paham radikalisme dan aksi terorisme, Penerbit Pustaka Compass Jakarta bekerjasama dengan Ihyaul Qur’an Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Surakarta menyelengarakan Halaqoh dan Silaturrahim Pesantren se-Soloraya untuk memperkuat Bangsa dari paham radikalisme, Senin (21/9).

Menurut A. A Hariry dari Penerbit Pustaka Compass, dalam acara halaqoh ini dibahas dua buku. Buku tersebut adalah ‘Terorisme Bukan Jihad: Kesesatan dan Pelanggaran Aksi Terorisme’ dan Buku ‘Pesantren Bukan Sarang Teroris: Melawan Radikalisasi Agama’.
“Dua buku ini membawa ruh semangat yang sama, yaitu melawan radikalisasi agama dan aksi teorisme,” kata Hariry saat diwawancarai di sela-sela acara.
Salah satu pembicara, Dr Islah Gusmian mengatakan, langkah paling awal adalah memperkuat pemahaman agama dan ideologi generasi muda. Terutama wawasan tentang jihad dalam Islam dan bahaya aksi teroris.
“Aksi teorisme telah merusak citra Islam sebagai agama yang penuh cinta kasih dan cinta perdamaian menjadi agama yang menakutkan,” terang Islah Gusmian, penulis buku Khazanah Tafsir Nusantara.
Pembicara lainnya, KH Dian Nafi, Pengasuh Pesantren al Muayyad dan Rois Syuriah PWNU Jateng menambahkan, bahwa dalam konteks Indonesia, pesantren adalah lembaga tradisional pendidikan agama yang terkena imbasnya. Yaitu stigma bahwa Pesantren adalah sarang teroris. Ini adalah masalah serius yang harus disikapi oleh semua lapisan masyarakat, karena menyangkut keutuhan bangsa dan negara.
Hadir juga sebagai narasumber MT Arifin (Pakar Politik dan Budayawan). Diskusi ini dimoderatori oleh oleh Munawir Aziz, M.Si.
Adapun peserta yang hadir adalah perwakilan dari para pengasuh/ustadz dan santri pesantren-pesantren di Solo seperti PP Al-Muayyad Mangkuyudan, PP Al-Muayyad Windan, PP Ta’mirul Islam, PP Islam Al-Mukmin Ngruki, PP Modern Islam As-Salaam, PP Jamsaren, PP Al-Qur’aniy Az-Zayadiy, dan lain sebagainya, serta organisasi kemasyarakatan dan civitas akademika IAIN Surakarta, dan masyarakat umum.
(Aryo/Fathoni)
Sumber:
NU Online