
Sembilan PAC dari sepuluh kecamatan di Jakarta Timur, semua mengajukan nama Kiai Mahmud, hanya PAC GP Ansor Makassar mengajukan nama lain, Dendi Zuhairil Finsa dan Firman Abdul Hakim, akhir pekan lalu (18/10). Namun, nama Firman Abdul Hakim gugur karena tak memenuhi persyaratan mencalonkan diri sebagai ketua PC Ansor. Sehingga hanya ada dua calon yang lolos, KH Mahmud dan Dendi pada putaran selanjutnya. Pada pemilihan terbuka tersebut, sembilan dari sepuluh pemilik suara semua memilih Kiai Mahmud, satu suara dari PAC Makassar memilih abstain. Secara aklamasi terpilihlah Kiai Mahmud Mudzofar sebagai Ketua PC Ansor Jakarta Timur Periode 2015-2019. "Bagi saya, amanah (memimpin GP Ansor Jakarta Timur) ini beban berat. Namun beban berat ini akan menjadi ringan bila kita sama-sama, baik PAC dan kepengurusan yang ada bekerja sama," kata Kiai Mahmud, usai pemilihan di Kantor PW NU di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Ahad (18/10) semalam. Menurut ustadz muda alumni Pesantren Ploso ini, GP Ansor adalah milik umat dan organisasi berlatar belakang NU ini lahir untuk mengawal dan membangun bangsa ini sejahtera. Alasan itu, ia meminta agar kader Ansor lebih berkontribusi pada negara dan lebih bermanfaat bagi umat. "Tujuan kita ber-Ansor untuk memantapkan diri agar lebih bermanfaat bagi umat dan negara ini. Negara dalam hal ini, bukan pemerintahan, tapi tata kelola masyarakat perlu kita tata bersama dari unsur keumatan," jelasnya. Ia menyadari bahwa GP Ansor Jakarta Timur banyak menghadapi kendala sehingga belum optimal memberi kontribusi kepada umat. Di era kepemimpinannya ini, Kiai Mahfud berjanji akan mengembalikan tradisi keilmuan NU dengan sistem pengajian santri. "Kita di Ansor ada tradisi keilmuan dan berupaya menjaganya dengan banyak melakukan silaturahmi ke kaum ulama. Saya masih ingat pesan para alim ulama, ‘Jika mencari rezeki jangan di NU, tapi kalau mau mengabdi buat umat maka di Ansor NU tempatnya,’" ujarnya. Terpisah M. Imaduddin, wakil sekretaris Pengurus Pusat LDNU mengucapkan selamat atas terpilihnya KH. Mahmud Muzofar. "Mudah-mudahan Gus Mahmud mampu membawa GP Ansor Jakarta Timur menjadi lebih baik lagi dan mampu mengakomodasi segenap potensi kader-kader GP Ansor Jaktim yang beragam". Selanjutnya ia menyarankan kepada ketua terpilih untuk memaksimalkan potensi kader-kader Ansor Jakarta Timur yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. "Saya melihat kader-kader Ansor Jaktim bagus-bagus dan lengkap. Banyak kader yang berlatar belakang pondok pesantren salaf yang menguasai literatur kitab-klasik serta sudah berperan di masyarakat dan juga banyak yang berlatarbelakang aktifis mahasiswa yang sudah teruji di lapangan. Tentu bila dua latar belakang ini dapat dimaksimalkan maka saya yakin GP Ansor Jakarta Timur akan semakin maju", ujarnya. Kader muda NU yang berangkat dari GP Ansor Jakarta Timur ini juga menyatakan, Mengingat kondisi masyarakat Jakarta yang heterogen dan masifnya serbuan ideologi-ideologi transnasional yang merongrong NKRI yang sasarannya adalah generasi muda, maka program GP Ansor Jaktim di masa kepemimpinan Gus Mahmud ke depan hendaknya lebih fokus pada dua hal. “Pertama, pengembangan keilmuan dan intelektualitas, terutama pengembangan dan sosialisasi faham aswaja an-nahdhiyah; kedua pemberdayaan masyarakat dengan mengadakan kegiatan-kegiatan dan pelatihan yang memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat dan melakukan pembelaan (advokasi) terhadap masyarakat. Dengan dua hal ini insya Allah GP Ansor akan semakin dicintai masyarakat Jakarta,” tutur alumni Pesantren Lirboyo ini. (Red: Mahbib)
Sumber: NU Online