
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Madrasah Diniyah Roudlotul Mubtadi'in Desa Brabowan kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (2/10). Arifin, pegiat budidaya kroto di Bojonegoro, saat menjadi pemateri menyampaikan, banyak orang bingung untuk memilih bisnis apa yang relevan untuk dijalankan, karena kebanyakan lemah di pemasaran. Menurutnya, bisnis kroto bisa menjadi alternatif karena tidak membutuhkan banyak biaya, hanya menyediakan bibit semut rangrang sekira 30 toples dan pembuatan rak untuk beternak. "Bisnis ini cukup prospek, karena mulai dari pembibitan pun sudah ada asosiasi yang menyediakan masyarakat yang membutuhkan," paparnya. Di sisi lain, akan ada pembinaan pula kepada pelaku yang menjalankan budidaya ini. Sebab ikatan pelaku usaha ini tergolong sangat kuat. "Termasuk pemasaranya sudah siap, berapapun yang dipanen akan ada pembeli yang menampungnya, harganya pun tergolong tinggi karena sekilogram kroto bisa sampai Rp. 300 ribu," lanjut pria alumni kampus IKIP PGRI Bojonegoro itu. Arifin juga mengajak para kader Ansor untuk meninjau langsung usaha tersebut di sekolah alam miliknya. "Di sana ada ternak kroto, usaha budidaya jamur dan lainya," terangnya. Sementara itu Koordinator Kajian Obor, Imam Hambali menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan rutin dilaksanakan setiap bulan. Karena menurutnya, kader Ansor saat ini sudah saatnya melek ekonomi. "Supaya tercipta juga mental wirausaha bagi kader pemuda Nahdiyin," ucapnya. Dalam acara tersebut hadir pula Ketua Cabang GP Ansor Bojonegoro Faizin, perwakilan madrasah diniyah di Kecamatan Gayam, dan sejumlah tamu undangan lainya. (M. Yazid/Mahbib) Sumber: NU Online