
Kirab diikuti lebih dari 500 santri dari Pondok Pesantren Futuhiyyah, Pesantren Al Amien, dan Pesantren Al Mubarok, Sabtu (17/10), dengan rute mengelilingi desa Mranggen dan Brumbung. Sementara malam harinya, istighosah digelar bersama sekitar 800 santri putra dan putri. Kegiatan ini dilepas oleh Gus H Abdulloh Fahim Hakim dan Gus H. Abdul Majid Ridwan selaku wakil pengasuh. Abdullloh Fahim menyampaikan, kegiatan semacam ini penting dilaksanakan untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa pada tanggal 22 Oktober telah ditetapkan oleh pemerintah menjadi Hari Santri Nasional. Menurutnya, momentum ini juga bisa dimanfaatkan untuk memasyarakatkan pesantren dan memesantrenkan masyarakat. Istighosah dipimpin oleh Ahmad Dliyauddin Al Hafidz. H. Ahmad Faizurrahman Hanif, selaku wakil pengasuh yang turut hadir mengatakan bahwa tanggal 22 Oktober merupakan hari yang sangat bersejarah bagi santri, di mana pada hari itu para santri terlibat berperang dalam membela Negara. “Harapannya, dengan diadakan kegiatan semacam ini di samping (sebagai sarana) kirim doa buat para pahlawan pendahulu, juga untuk mengingatkan santri agar sungguh-sungguh dalam belajar, supaya dapat membela negara melalui ilmu yang dimilikinya,” tuturnya. (Abdus Shomad/Mahbib)
Sumber: NU Online