Surabaya, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sebentar lagi akan menyelenggarakan Kongres Ke-18 di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah. Perhelatan akbar yang dijadwalkan berlangsung 4-8 Desember 2015 ini akan menentukan Ketua Umum IPNU tiga tahun ke depan, yakni masa khidmah 2015-2018.
Menghadapi momen tersebut Haikal Atiq Zamzami, ketua Pimpinan Wilayah IPNU Jawa Timur berharap pelaksanaan Kongres selama lima hari itu tak diwarnai politik uang. Harapan itu tidak hanya untuk calon ketua umum tetapi juga semua peserta. Ia berpendapat, jika praktik seperti itu tetap dilakukan maka akan mencederai Organisasi.
“Jangan sampai ada praktik money politic saat kongres besok, setidaknya kita ingat bahwa IPNU adalah wadah orang yang berpendidikan, semua orang tahu politik uang itu tindakan negatif, setidaknya sebagai orang terpelajar bisa memberikan contoh kepada khalayak bagaimana berpolitik yang benar,” jelas Haikal saat dikonfimasi, Rabu (25/11/2015).
Saat ditanya tentang dukungan terhadap calon, ia mengatakan, “Tentunya, calon yang menjadi kriteria IPNU Jatim adalah mereka yang kaderisasinya tuntas dari bawah, tidak hanya sekedar janji melainkan bukti dan terakhir tidak politik uang.”.
Di tempat berbeda, Choirul Mu’minin, sekretaris PW IPNU Jawa Timur, mengatakan nasib oganisasi pelajar terbesar di Indonesia ini ditentukan saat Kongres XVIII mendatang.
“Kongres besok harus sukses, masa depan IPNU akan ditentukan dalam waktu lima hari, oleh karena itu ketepatan memilih ketua sangat menentukan arah dan kebijakan pelajar di Indonesia,” jelas mantan ketua PC IPNU Sidoarjo tersebut.
Seperti diketahui, ada empat calon yang disebut-sebut siap maju sebagai ketua umum IPNU, yaitu Muhammad Nahdy (Sekjend PP IPNU), Imam Fadlli (Mantan Ketua PW IPNU Jawa Timur), Asep Irfan Mujahid (IPNU Jawa Barat), dan Muhammad Said (Ketua PW IPNU DKI Jakarta). (Sutamaji/Mahbib)
Foto: Haikal Atiq Zamzami, ketua Pimpinan Wilayah IPNU Jawa Timur
Sumber: NU Online