
Ketua IPNU Purwakarta, Adi Setiawan mengatakan, film ini sangat relevan untuk ditonton kader-kader pelajar NU, sebab di dalamnya ada nilai nasionalisme yang diperjuangkan para kiai dan santri yang kita kenal dengan fatwa Resolusi Jihad. Adi menambahkan bahwa melihat sejarah harus secara utuh dan selama ini dalam sejarah yang diajarkan di sekolah formal, masih terpotong-potong. Ambil saja peristiwa hari pahlawan, jika tidak ada fatwa Resolusi Jihad 22 Oktober bisa jadi pertempuran 10 November tidak akan seheroik yang dikenang. Lebih lanjut, ia mengatakan di film Sang Kiai, ada peristiwa penting yang tidak tersampaikan oleh sejarah. Bahwa Ir. Soekarno, presiden Indonesia pernah mengutus utusan untuk meminta fatwa jihad demi membakar semangat juang rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Lebih lanjut, pidato Bung Tomo yang menggebu-gebu dengan ditutup pekikan takbir tiga kali juga tidak sempurna tersampaikan oleh sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah. "Bahwa itu atas saran dari Kiai Hasyim," ungkapnya. Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Purwakarta, KH. Abun Bunyamin dalam diskusi mengatakan, kader NU harus mampu melanjutkan perjuangan para ulama terdahulu, misalnya mengisi kemerdekaan dengan peningkatan kualitas pendidikan. "Jadilah pelajar yang berguna buat agama, bangsa dan negara," ujarnya. Dalam kegiatan ini selain dihadiri siswa SMA sekitar kecamatan Darandang juga para santri dari Pondok Pesantrean Al-Ihsan, terlihat juga sejumlah pengurus IPNU, IPPNU dan PCNU Purwakarta. Acara ditutup dengan makan bersama. (Red: Mahbib) Sumber: NU Online