
Gus Mus menilai bahwa jabatan dan kedudukan lebih sebagai sebuah cobaan dari pada sebuah nikmat. "Jabatan dan kedudukan merupakan amanah dan tanggung jawab. Bukan anugerah yang patut diharap-harap," demikian pernyataannya melalui akun media sosialnnya, Sabtu (28/11/15). Oleh sebab itu, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang ini mengingatkan kepada Gus Tutut, sapaan akrab Yaqut Cholil Qoumas, beberapa poin pesan sebagai modal dalam menahkodai GP Ansor selama lima tahun mendatang. Pertama, ia mengingatkan agar Gus Tutut memprioritaskan pengaderan di organisasi sekaligus sebagai pengaderan bagi diri Gus Tutut pribadi untuk menjadi Pemimpin. Kedua, Gus Mus mengingatkan Gus Tutut untuk menjadikan kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai contoh. "Rasulullah SAW adalah pemimpin yang menyintai dan dicintai umatnya. Pemimpin yang ikhlas melayani umat yang dipimpinnya dan mendahulukan kepentingan mereka dari pada kepentingan dirinya sendiri. Pemimpin yang mengarahkan, bukan menyesat-nyesatkan. Pemimpin yang ditaati karena dicintai, bukan karena ditakuti," terangnya. Ketiga, Gus Mus mengharapkan kepada Gus Tutut untuk senantiasa memikirkan dan mengupayakan agar GP Ansor dan warganya bisa benar-benar mandiri. Keempat. Gus Mus mengingatkan kepada Gus Tutut untuk mempertahankan keyakinan dan ajaran sesepuh dalam hal berislam ala Ahlissunnah wal Jamaah dan pemahaman Islam Rahmatan lil 'Ãlamïn serta berIndonesia dengan cerdas, santun, dan arif. Pesan terakhirnya bagi Gus Tutut adalah agar Ia tidak pernah lupa memohon pertolongan Allah dalam setiap upaya dan langkah dalam memimpin GP Ansor ke depan. (Muhammad Faizin/Mahbib) Sumber: NU Online