RMI NU Tegas Menolak Edaran Sekolah Lima Hari Gubernur Jateng
Jakarta, Ketua Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyah (PP RMI) NU KH Abdul Ghaffar Rozien menolak tegas surat edaran Gubernur Jawa Tengah tentang pemberlakuan sekolah lima hari. Pasalnya, edaran tersebut alih-alih menjadi solusi bagi keluarga, justru mendatangkan malapetaka tak terduga.
"Saya tadi siang (kemarin, red) diundang halaqah ulama oleh MUI Jateng, soal edaran Gubernur Ganjar tentang sekolah lima hari. Dalam hal ini RMI dalam posisi menolak," ujar Gus Rozien melalui pesan singkatnya kepada NU Online, Kamis (26/11) malam.
Menurut Gus Rozien, sapaan akrabnya, keputusan tersebut merupakan sikap resmi RMI NU Jawa Tengah dan pusat. Pihaknya beralasan, keputusan gubernur tersebut tidak didasari studi dan need assessment yang memadai sehingga tidak mencerminkan kebutuhan riil masyarakat Jateng.
"Jadi, alasan untuk meningkatkan kualitas hubungan orang tua dan anak pada Sabtu-Minggu dipertanyakan. Karena mayoritas orang tua di Jateng masih beraktivitas di hari Sabtu, justru kekosongan rumah ini berpotensi menimbulkan perilaku negatif yang tidak terkontrol," paparnya.
Selain itu, tambah Gus Rozien, masyarakat masih membutuhkan pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama melalui madrasah diniyah yang mayoritas dilaksanakan sore hari. Pemberlakuan surat edaran ini mengancam keberlangsungan lebih dari 11.000 madrasah diniyah di Jateng dengan hampir 800 ribu santri dan 80 ribu pengajar.
"Kami memandang bahwa kebijakan ini berpotensi mengubah kultur, ritme dan lingkungan religius masyarakat menjadi sekuler dan individualis," tegasnya.
Sebelumnya, Gus Rozien juga menyampaikan pandangan tersebut pada Halaqah Ulama yang digelar MUI Jateng bekerjasama dengan Unissula. Halaqah tersebut mengusung tema "Plus-Minus Kebijakan Lima Hari Sekolah di Jateng" yang dihelat pada Kamis, 26 November 2015, di Gedung Rektorat Universitas Islam Sultan Agung Semarang. (Musthofa Asrori/Fathoni)
Keterangan Foto: Ketua PP RMI NU KH Abdul Ghoffar Rozien (Gus Rozien) sedang berbicara pada forum halaqah ulama bertema "Plus-Minus Kebijakan Lima Hari Sekolah di Jawa Tengah di kampus Unissula Semarang.
Sumber: NU Online