Fatayat NU Jember menggelar aksi di alun-alun Jember, Ahad (22/11). Ratusan peserta aksi yang terdiri atas pengurus cabang, anak cabang, hingga ranting dan warga yang bersimpati, mengawali aksi damainya dengan membaca sholawat keadilan. Mereka menyebutnya dengan sholawat gender.

“Kami ingin mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lagi menoleransi kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan alasan apapun, oleh siapapun, dan di manapun dia berada,” kata korlap aksi Deditiani Tri Indrianti. Mereka membentangkan kain putih 23,5 meter di sepanjang jalan untuk menggalang dukungan masyarakat untuk bersama-sama menyuarakan gerakan antikekerasan. Kain tersebut selanjutnya akan dikirimkan kepada presiden sebagai bentuk tuntutan sekaligus dukungan akan adanya tatanan negara yang damai dan adil bagi perempuan dan anak. “Masyarakat, laki-laki, perempuan, dan juga anak-anak boleh berekspresi di sini. Mereka boleh menuliskan pesan ataupun sekedar membubuhkan tanda tangan sebagai dukungan atas upaya membangun generasi tanpa kekerasan,” kata Ketua Fatayat NU Jember Rahmah Saidah. Mereka selama aksi menyebarkan pamflet tentang trik mengenali kekerasan terhadap anak dan cara menanganinya juga sebagai upaya edukasi bagi masyarakat. Mereka menggelar aksi dalam rangka memperingati hari hari anak internasional dan hari antikekerasan terhadap perempuan. Di Jember, angka kekerasan terhadap anak dan perempuan meningkat signifikan dari tahun 2010. Data BPPKB Jember menunjukkan pada tahun 2010 kekerasan terhadap anak hanya mencapai 41 kasus, tahun 2011 meningkat menjadi 47 kasus, dan pada tahun 2012 sempat menurun menjadi 41 kasus. Namun kemudian meningkat tajam di tahun 2013 yang mencapai 66 kasus dan terus meningkat signifikan di tahun 2014 yang mencapai 80 kasus. Sementara itu kekerasan terhadap perempuan terus meningkat, tahun 2011 tercatat 40 kasus, tahun 2012 meningkat tajam menjadi 63 kasus dan menurun lagi di tahun 2013 pada angka 49 kasus, dan kembali meningkat signifikan pada tahun 2014 yang mencapai 63 kasus. Dalam aksinya, Fatayat NU Jember membacakan pernyataan sikap antara lain menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengajak masyarakat untuk peduli dan peka dengan tidak menoleransi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengajak ormas dan LSM, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk bersinergi membangun kehidupan masyarakat damai yang ramah dan aman bagi perempuan dan anak. Mereka juga mendesak aparat penegak hukum agar berpihak terhadap perempuan dan anak korban kekerasan, mengusut tuntas dan menghukum pelaku kekerasan serta mengembalikan hak atas rasa aman terhadap perempuan dan anak. Selain itu, mereka menuntut pemerintah pusat dan daerah untuk mencabut kebijakan-kebijakan diskriminatif terhadap perempuan dan membuat kebijakan khusus dalam melindungi perempuan dari tindak kekerasan baik fisik maupun psikis. (Robiatul Adawiyah/Alhafiz K) Sumber: NU Online