
Muslimat NU DIY Adakan Pembekalan Usaha Produktif Bagi Gepeng
Yogyakarta, Keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) bagaikan buah simalakama. Membiarkan mereka salah, memberikan uang kepada mereka juga menyalahi aturan. Sebab itu, Muslimat NU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan bimbingan dan pembekalan bagi gepeng. Ketua PW Muslimat NU DIY, Hj Lutfia Dewi Malik mengajak para peserta untuk terus berusaha dan berinovasi.
“Hidup ini bukan untuk diterima begitu saja. Tapi kita harus usahakan. Dengan usaha yang keras, akhirnya akan memetik buah yang manis,” tegasnya.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Bimbingan dan Pembekalan Keterampilan Usaha Ekonomi Produktif Berbasis Kreativitas Bagi Gepeng yang dilaksanakan di Kaliurang, Yogyakarta, Senin- Rabu (14-19/12).
Lutfia menambahkan, derajat semua manusia sama, yang membedakan hanya ketakwaannya saja. Untuk itu, perlu menanamkan pikiran positif agar hidup lebih sejahtera. Kegiatan ini seirama dengan salah satu pilar Muslimat NU DIY tentang kesejahteraan ekonomi dan kerakyatan.
Kepala Dinas sosial DIY, Untung Sukaryadi mengatakan, Muslimat sebagai organisasi perempuan memiliki kekuatan kultural yang kuat. Menurutnya, NU merupakan ormas yang fleksibel. Sebab itu, kegiatan-kegiatan serupa harus kerap digalakkan oleh NU.
Adapun Abd Ghoffar menyebutkan, kehidupan terus berkembang pesat. Jika kita tidak memiliki keahlian (soft skill), maka kita akan tertinggal. Dirinya mengajak kepada para peserta untuk terus mengembangkan diri. Jangan merasa rendah diri dan malas berusaha.
Menurut Hj Tuti, Ketua Panitia kegiatan ini, Muslimat menargetkan beberapa poin yang hendak dicapai dalam kegiatan tersebut. Pertama, tersosialisasinya program rehabilitasi sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui usaha produktif. Kedua, terlaksananya program rehabilitasi sosial melalui usaha ekonomi produktif.
Untuk mencapai tujuan itu, para peserta diberikan beberapa materi berupa, 1) pengetahuan tentang kewirausahaan; 2) pengetahuan tentang konsep diri dan motivasi; 3) tata boga; 4) cara membuat batik jumputan; 5) aneka cara membuat kerajinan tangan. Para peserta berjumlah 18 orang terdiri atas 10 perempuan dan 8 laki-laki. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama Muslimat NU DIY dengan Kementerian Sosial RI. (Suhendra/Fathoni)
Sumber: NU Online
