Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama Turki telah menggelar Koferenci Cabang (Konfercab) ketiga pada 9-10 Januari 2016. Acara dua tahunan ini bertempat di Aula Restoran Nusantara dan Aula Insan Vakti di Istanbul. Kegiatan tersebut dihadiri warga NU di Turki.

Acara hari pertama diisi dengan proses suksesi kepemimpinan yang berlansung secara demokratis sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku. Pemilihan Rais Syuriyah berjalan secara mufakat untuk memakai sistem ahlul halli wal ‘aqdi (ahwa) dengan mengangkat Amirullah Asy’ari, MA. sebagai Rois Syuriyah. “Sebagai organisasi cabang istimewa dari Nahdlatul Ulama, kita sebisa mungkin mengikuti semua bentuk dan praktik yang berlaku di Indonesia. Sistem ahwa ini saya kira cocok dan istimewa buat kita. Bagi kita ini adalah yang pertama memakai sistem ahwa untuk pemilihan Rais Syuriah,” jelas K.H. Dr. Ahmad Faiz Irsyad, mantan Rais Syuriah PCINU Turki dua periode. Proses pemilihan Rais Syuriah selesai, acara sidang pleno dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Tanfidziyah. Dalam sidang pleno kali ini, kontestasi secara demokratis untuk menempati posisi tanfidziyah berlangsung secara ketat. Bakal balon diisi oleh lebih dari 10 nama. Setelah itu, bakal calon dikerucutkan menjadi 3 calon ketua berdasarkan tata tertib dengan dipilih minimal lima suara. Tiga nama calon diisi oleh Ridho As-sidiqqi, Yafiq Mursyif dan M. Muafi. Dalam proses final pemilihan Ketua Tanfidziyah secara tertutup, Yafiq Mursyid terpilih dengan suara mayoritas. Selain suksesi kepengurusan PCINU Turki, acara dengan tema “Ber-NU di Ranah Global: Merayakan Tradisi Mengakrabi Tantangan Universal” ini diisi dengan serangkaian kegiatan seperti konsolidasi internal, perayaan Maulid Nabi dan ramah tamah dengan mantan Ketua Rais Syuriah KH Dr. Ahmad Faiz, Lc. Konfercab kali ini sekaligus akan menjadi momentum pelepasan dengan KH Faiz, salah satu penggagas PCINU Turki, yang akan kembali ke Tanah Air Indonesia setelah menyelesaikan doktoral dan mengajar Sastra Arab di Selcuk University, Konya Turki. Dalam konsolidasi internal, semua peserta acara ikut andil membahas topik keorganisasian dan tantangan-tantangan ber-NU di ranah global. Di samping itu, pembahasan tentang strategi PCINU Turki ke depan digodok secara intens oleh semua peserta Konfercab. “Tantangan kita ke depan sebagai warga NU bukan lagi melulu berkutat di tingkat internal ataupun komunal. Warga nahdliyin sudah menyebar di seantero dunia. İni akan menjadi kesempatan bagus bagi kita untuk membicarakan bagaiman semestinya kita ber-NU di ranah global. Konfercab kali ini akan menegaskan satu sisi bagaimana kita harus menjaga kearifan tradisi yang sejalan dengan nilai-nilai Islam dan di sisi lain kita harus menghadapi tantagan kehidupan universal,” terang Yafiq Mursyid, ketua terpilih. Dalam kesempatan yang berbeda, ketika dihubungi oleh panitia, salah satu Syuriyah PCINU Turki M. Syauqillah menyampaikan bahwa peran PCINU di Turki khususnya, sudah menjadi corong untuk mempromosikan wajah Islam damai yang telah menjadi cirikhas perjuangan dan dakwah Islam di Indonesia. “Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dan disegani oleh para ulama dunia sekalipun, kita warga NU di Turki juga harus berpartisipasi menunjukkan nilai-nilai ajaran Islam yang rahmatullil alamin. Wajah Islam yang santun dan penuh kasih untuk semuanya,” ujarnya. (Bernando J. Sujibto/Abdullah Alawi) Sumber: NU Online