Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2009-2014 M. Nuh menyambut kunjungan 200 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah di Masjid Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (20/1). Ketua PBNU tersebut menjelaskan bahwa siswa-siswi yang saat ini duduk di bangku SMA/sederajat merupakan generasi yang dilahirkan dalam masa khusus. Sepuluh tahun ke depan akan memasuki satu abad berdirinya NU. NU pada masa itu akan sangat dipengaruhi oleh muda-mudi yang berusia 25-30 tahun yang saat ini masih duduk di bangku SMA/sederajat. "Saya berharap adek-adek ini dapat menjadi pioner-pioner dan militan-militan NU di wilayah masing-masing, membangun negara meneruskan perjuangan pendahulu, baldatun thoyyibatun warabbun ghafur," harapnya. Ia memaparkan bahwa NU berharap dapat membangun tiga level perjuangan, khususnya level bawah yang menjadi akar perjuangan. "Kita ingin membangun khususnya pada akar (grassroot) yang akan berperan langsung dengan masyarakat. Mereka patut disebut kelompok terdepan bukan terendah," tegasnya. Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut berharap banyak kader yang berjuang di wilayahnya masing-masing, menjadi pioner yang sukses di wilayahnya, jadi untuk berdakwah akan mudah dan orang akan menghormatinya. Ia memotivasi siswa-siswi SMK NU Bodeh dengan menceritakan Imam Abu Hanifah dengan intelektualnya, Ibnu Sina dengan keterampilannya, dan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani dengan kejujurannya. "Tiga hal yang menjadi pegangan untuk generasi muda untuk mencapai kesuksesan: intelektual, keterampilan, dan sikap," paparnya. Ia berharap agar kader-kader NU menjadi luar biasa untuk membawa NU 100 tahun yang akan datang menjadi organisasi yang rahmatan lil 'alamin. (Afifah Marwa/Abdullah Alawi) Sumber: NU Online
Mantan Mendiknas Sambut SMK NU Bodeh di PBNU
Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2009-2014 M. Nuh menyambut kunjungan 200 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah di Masjid Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (20/1). Ketua PBNU tersebut menjelaskan bahwa siswa-siswi yang saat ini duduk di bangku SMA/sederajat merupakan generasi yang dilahirkan dalam masa khusus. Sepuluh tahun ke depan akan memasuki satu abad berdirinya NU. NU pada masa itu akan sangat dipengaruhi oleh muda-mudi yang berusia 25-30 tahun yang saat ini masih duduk di bangku SMA/sederajat. "Saya berharap adek-adek ini dapat menjadi pioner-pioner dan militan-militan NU di wilayah masing-masing, membangun negara meneruskan perjuangan pendahulu, baldatun thoyyibatun warabbun ghafur," harapnya. Ia memaparkan bahwa NU berharap dapat membangun tiga level perjuangan, khususnya level bawah yang menjadi akar perjuangan. "Kita ingin membangun khususnya pada akar (grassroot) yang akan berperan langsung dengan masyarakat. Mereka patut disebut kelompok terdepan bukan terendah," tegasnya. Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut berharap banyak kader yang berjuang di wilayahnya masing-masing, menjadi pioner yang sukses di wilayahnya, jadi untuk berdakwah akan mudah dan orang akan menghormatinya. Ia memotivasi siswa-siswi SMK NU Bodeh dengan menceritakan Imam Abu Hanifah dengan intelektualnya, Ibnu Sina dengan keterampilannya, dan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani dengan kejujurannya. "Tiga hal yang menjadi pegangan untuk generasi muda untuk mencapai kesuksesan: intelektual, keterampilan, dan sikap," paparnya. Ia berharap agar kader-kader NU menjadi luar biasa untuk membawa NU 100 tahun yang akan datang menjadi organisasi yang rahmatan lil 'alamin. (Afifah Marwa/Abdullah Alawi) Sumber: NU Online