Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Teliti Antropologi Tobat, Mantan Ketua NU Jerman Raih Doktor dari Jerman

Posted on February 12, 2016



Jakarta,
Suratno, mantan ketua tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman, sukses meraih gelar doktor dari Goether-Universitatet Frankfurt Jerman. Riset disertasinya tentang mantan-mantan ekstremis Muslim di Indonesia berhasil meyakinkan 6 penguji dengan nilai cum laude.

Dosen Universitas Paramadina Jakarta ini menjelaskan, topik riset disertasinya adalah tentang transformasi jihad atau dalam istilah Suratno “antroopologi tobat” para mantan ekstremis. Selama ini tobat lebih dipahami sebagai terma agama karena menyangkut keimanan. Padahal, menurutnya, tobat khususnya yang menyangkut ektremisme beragama juga berdimensi kultural karena menyangkut mental dan perilaku sosial.

Menurut Suratno, umat Islam yang aktif dalam kelompok ekstremis menjalani kehidupan yang ambigu, yang dia sebut sebagai “liminal situation of violent-Jihad”. Dalam hal ini Suratno menggunakan konsep liminalitas yang dikenalkan Antropolog Arnold van Gennep (1960) dan Victor Turner (1969).

“Ambiguitas tersebut menjadikan, secara alamiah, aktivitas ekstrimis tidak akan bertahan lama. Cepat atau lambat mereka akan berakhir; baik karena meninggal-dunia ditangan aparat keamanan, dipenjara setelah ditangkap, maupun kembali ke kehidupan normal karena satu dan lain hal,” kata Suratno yang melakukan desertasinya di Frankfurt, Jerman, Rabu (10/2) kemarin.

Proses tansisi dari situasi liminal-jihad ke post-liminal jihad, menurut Suratno, merupakan pengalaman subjektif yang masing-masing ektremis berbeda satu sama lain, khususnya dalam kasus-kasus “tobat-individual”. Meski demikian, dalam kasus “tobat massal” atau Suratno menyebutnya “tobat berjamaah” juga alasan-alasannya sangat subyektif. Dalam hal ini, Suratno meminjam teori push and pull factors yang dikemukakan Tore Bjorgo (2009).

Push-factor (‘faktor pendorong’) tobat-ekstremis itu antara lain karena kekecawaan terhadap pemimpin grup ekstremis, kehilangan pede-status-posisi di grup, tidak nyaman dengan kekerasan dan brutalitas yang dilakukan grup, perubahan ideolog dan tujuan politik dari grup, prosekusi kriminal, dan sebagainya. Sementara pull-factor-nya (faktor penariknya) antara lain kerinduan pada kehidupan normal, keinginan menikah dan punya anak, perubahan prioritas dalam hidup, adanya kesempatan kerja atau lainnya jika keluar dari grup dan sebagainya.

Suratno menjelaskan, dia lebih memilih riseti antropologi tobat karena selama ini dia melihat riset-riset radikalisme Islam kadang terjebak untuk memasukan banyak kelompok Islam ke dalam satu “kantong” radikal. Padahal faktanya, kelompok radikal sangat bervariasi dari mulai ideologi, tujuan, strategi dan level keradikalannya.

Oleh karena itu, riset Suratno lebih fokus pada para ekstremis yang sudah tobat karena mereka bisa menjadi role-model bagi yang belum tobat dan juga menjadi pelajaran bagi kaum Muslim agar tidak tergiur menjadi ekstrimis. Dengan kata lain, Suratno mengatakan risetnya lebih dekat pada penyelesaian masalah-masalah terkait penanganan kelompok dan kaum ekstremis.

“Sayangnya ditengah mulai banyaknya fenomena tobat-ekstrimis, sekarang muncul ekstrimisme baru terkait munculnya ISIS di Iraq dan Syria. Ekstrimisme itu muncul baik dalam bentuk radikalisasi melalui baiat dan dukungan kaum Muslim pada ISIS, maupun dalam bentuk mobilisasi mereka ke Iraq dan Syria,” tuturnya.

Suratno untuk paska-doktoral saat ini sedang melakukan riset tentang radikalisasi ISIS di Indonesia dan mobilisasi ke Iraq dan Syria. Suratno menyebut ekstremisme ISIS ini seperti “membangunkan harimau tidur”. Riset ISIS ini, menurutnya, juga menjadi bagian dari riset ISIS di kampusnya, Uni-Frankfurt, yang dibiayai Pemerintah Jerman. (Red: Mahbib)

Sumber: NU Online

Terbaru

  • Profil Farida Farichah, Wakil Menteri Koperasi Kabinet Merah Putih Reshuffle 17 September 2025
  • Ini Info Terbaru Pencairan BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025!
  • Cara Reset Printer Epson L3110 2025
  • WhatsApp Tiba-tiba Keluar dan Meminta Verifikasi: Apa yang Harus Dilakukan?
  • Bisakah Saldo BNI Kamu Nol? Fakta dan Cara Mengatasinya
  • Inilah Tanda-tanda Chat Audio di Grup WhatsApp Sudah Disadap
  • Cara Mengatasi Tidak Bisa Live Instagram Karena Tidak Memenuhi Syarat
  • 7 Spek Laptop yang Ideal untuk Coding & Ngoding Web/App
  • Keuntungan dan Kerugian Menggunakan PayPal: Panduan Lengkap
  • Cara Menggunakan Stellarium Web
  • Cara Menghapus Data KTP Pribadi di Pinjol yang Belum Lunas
  • Cara Mengganti Nomor TikTok yang Tidak Aktif atau Hilang Tanpa Verifikasi
  • Cara Menggunakan BCA PayLater Terbaru 2025
  • Cara Mendapatkan IMPoint Indosat IM3 Ooredoo Gratis via MyIM3
  • Apa Arti TikTok ‘Shared With You’?
  • Cara Menghapus Data KTP di Pinjol: Panduan Lengkap
  • Cara Download WhatsApp GB Terbaru 2025 – Fitur Lengkap & Aman
  • Review WhatsApp Beta: Apakah Aman? Cara Instal dan Cara Keluar
  • Bebong: Makna, Asal Usul, dan Penggunaan dalam Bahasa Indonesia
  • Spinjam dan Spaylater: Apa yang Terjadi Jika Terlambat Membayar dan Bisakah Meminjam Lagi?
  • Cara Download dan Menonton Dood Stream Tanpa Iklan – Doods Pro
  • Cara Menghentikan dan Mengatasi Pinjol Ilegal
  • Kode Bank BRI untuk Transfer ke PayPal
  • Cara Menyadap WhatsApp Tanpa Aplikasi dan Kode QR
  • Apa yang Terjadi Jika Telat Bayar Shopee PayLater?
  • Telat Bayar Listrik 1 Hari: Apa yang Terjadi?
  • Cara Mengunduh Foto Profil WhatsApp Teman di Android, iPhone, dan PC/Mac
  • Rekomendasi Aplikasi Edit Foto Ringan Terbaik untuk PC Windows dan macOS
  • Cara Membeli Diamond Mobile Legends Menggunakan Pulsa Telkomsel
  • Tutorial Menggunakan Aplikasi Dana: Cara Top Up Dana dengan Mudah, Cepat, dan Murah untuk Pemula
  • Profil Farida Farichah, Wakil Menteri Koperasi Kabinet Merah Putih Reshuffle 17 September 2025
  • Ini Info Terbaru Pencairan BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025!
  • Cara Reset Printer Epson L3110 2025

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme