
Bandung, Ketua Pimpinan Pusat Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) KH Asep Saifuddin Chalim menyampaikan tiga pesan penting kepada Pimpinan Wilayah Pergunu Jawa Barat dan Pimpinan Cabang Pergunu se-Jawa Barat. Pesan tersebut disampaikan disela-sela kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Perdamaian dan Upaya Pencegahan Radikalisme Agama di Auditorium FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Senin (16/5). Kiai Asep mengatakan bahwa Pengurus Pergunu di semua tingkatan, baik dari pusat sampai daerah harus melaksankan tiga program penting. Pertama, jadikan Pergunu sebagai sarana kita untuk mengkader diri, sehingga kita menjadi kader NU yang memahami betul tentang NU, baik secara struktur maupun secara kultur. Kedua, Pergunu harus dapat melahirkan pemimpin-peminpin NU di masa yang akan datang, yang dapat membesarkan NU serta menjaga keutuhan NKRI, dan ketiga, Pergunu harus melakukan berbagai macam kegiatan dan gerakan Ahlussunnah wal Jamaah dengan menjunjung tinggi nasionalisme. Selain itu, Kiai Asep berharap agar guru-guru yang tergabung dalam Pergunu harus senantiasa berbuat baik, tidak menyakiti orang, memuliakan orang serta senantiasa menyambungkan dan menjalin silaturahmi. “Guru sebagai suri tauladan bagi peserta didik, maka guru-guru yang tergabung dalam Pergunu harus senantiasa memberikan contoh Akhlakul karimah kepada peserta didiknya, diantaranya berbuat baik, tidak menyakiti orang, memuliakan orang serta senantiasa menyambungkan dan menjalin silaturahmi,” tutur Kiai Asep Sementara itu, Sekretaris PW Pergunu Jawa Barat H Saepuloh mengatakan bahwa pihaknya beserta PC Pergunu se-Jawa Barat akan berupaya semaksimal mungkin melaksanakan pesan-pesan Ketua Pergunu Pusat tersebut. “Kami kan berupaya untuk melaksanakan pesan-pesan tersebut semaksimal mungkin,” jelasnya. Selain Kiai Asep, Seminar Nasional tersebut juga diisi oleh Mustasyar PBNU KH As’ad Said Ali yang juga Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) UPI dan unsur akademisi dan guru besar UPI Bandung, Agus Mulyana serta Sunaryo Kartadinata. (Red: Fathoni) Sumber: NU Online