
Surabaya, Dalam sebuah forum diskusi dwi pekan, Pimpinan Cabang IPNU dan IPPNU Surabaya, Jawa Timur membedah fenomena menguatnya kampanye anti PKI dan HTI di hadapan anggota, kader, dan pengurus Ikatan Pelajar NU se-Surabaya. Diskusi berlangsung di Aula Jam’iyyatul Qurra wa al-Hufaz PCNU Surabaya, Selasa (17/5) malam. Forum yang digelar bersama PW IPNU Jawa Timur ini menghasilkan sebuah analisis sosial sebagai alat primer dalam membedah realita faktual berupa penelaahan atas sebuah gejala sosial, pola sosial, dan sistem sosial serta aktor di balik sistem sosial. Selain ketiga hal tersebut, terdapat pula empat aspek yang saling berkaitan yaitu: politik, ekonomi, sosiokultrural, dan teknologi. “Ibarat sebuah puzzle, antara satu fenomena dengan fenomena lain pasti saling berkaitan. Termasuk fenomena naiknya isu ancaman PKI dan HTI,” ujar Haykal A. Zamzami, Ketua PW IPNU Jatim dalam siaran persnya kepada , Rabu (18/5). Sementara itu, Ketua PC IPNU Surabaya, Agus Setiawan mengimbau kepada nahdliyyin untuk tidak reaktif maupun menempuh langkah militeristik dalam menyikapi isu bangkitnya PKI dan HTI, karena sikap yang tidak terkoordinir dan tidak sistematis hanya akan menaikkan pamor PKI dan HTI, sementara NU hanya akan terkena dampak negatifnya. Ia juga menambahkan, bahwa kader NU harus cermat dalam merespon berbagai isu. “Ini mengingat Islam terbukti tidak dapat dihancurkan dengan kekuatan dari luar, apalagi yang bebentuk fisik dan posisi NU sebagai organisasi terbesar di negara dengan umat Islam terbesar di dunia, kita harus bisa memotong kompas,” tandasnya. M. Najih Arromadloni selaku Wakil Ketua PC IPNU dan koordinator diskusi menjelaskan, bahwa forum ini merupakan upaya rutin PC IPNU-IPPNU Surabaya dalam mengkaji berbagai isu aktual sebagai kerja akademis pelajar NU. Menurutnya, kader pelajar NU harus menjiwai tiga elemen dasar, yaitu baca, tulis, dan diskusi. “Agar kita selalu bersikap dan berbicara by data,” jelas Najih. (Red: Fathoni) Sumber: NU Online