Pribumisasi Islam adalah salah satu wacana Gus Dur di era 80an, sezaman dengan ide Cak Nurcholis Madjid tentang pembaruan islam. Dulu Gus Dur melempar wacana mengganti atau memposisikan Selamat Pagi sama dengan Assalamualaikum jika dipakai dalam hubungan menyapa. Sayang, ide ini entah kelewat maju atau memang diplintir pers/order baru, Gus Dur mulai tampil dan diposisikan sebagai musuh besar islam fundamentalis.
Kini, sadar tidak sadar pribumisasi itu berlangsung dan terjadi di masyarakat luas. Orang sudah mudeng apa itu ta’jil, ngabuburit, dan sejumlah istilah lain. Tua muda sudah paham, walaupun arti sebenarnya telah bergeser.
Tahun 2000an ketika dunia telekomunikasi merebak, SMS yang menjadi killer application digunakan hampir semua orang yang punya handphone. Trend saling SMS pun melahirkan kultur baru, salam sapa yang disingkat. Katakanlah ada istilah: met malem, met siang atau met pagi, dan tentunya kata ‘ass’ atau ‘asswrwb’. Si pembaca SMS sudah paham, singkatan itu merujuk pada kata ‘assalamualaikum’. Dan pembaca pun tidak marah.
Padahal itulah salah satu contoh dari pribumisasi islam, atau dalam hal ini penyeharian istilah islam dan istilah yang sederhana dan lokal. Ass atau Asswrwb adalah istilah sederhana dan lokal, dalam kultur digital masyarakat.
Kini pribumisasi itu juga terjadi saat tren sms bergeser ke arah chating, orang sudah menggunakan kata ‘buzz’ atau ‘ping’ pada masa keemasan blackberry sekarang. Apakah di Indonesia, khususnya masyarakat muslim pengguna BB sudah mengganti kata (baca: mempribumikan) assalamualaikum di BB dengan kata Ping?
Mungkin secara tidak sadar, iya…
*) saya bukan pengguna BB dan tidak akan menggunakan BB. BB itu bid’ah. Wkwkwk