Sebagai salah satu cara Allah memberikan rahmat-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya adalah dengan memberikan tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap makhluq-Nya. Dengan kewajiban-kewajiban yang diberikan ini banyak makhluq seperti manusia merasa berat untuk melakukannya.

Padahal jika kewajiban itu dilakukan orang yang beriman dan diberi rahmat-Nya, maka kewajiban itu tidak akan menjadi beban berat. Sebaliknya, kewajiban yang dilakukannya akan berubah menjadi sebuah kenikmatan yang luar biasa. Demikian penjelasan KH Sujadi Saddad ketika menjadi pemateri tafsir Al-Quran pada Kegiatan Jihad Pagi (Ngaji Ahad Pagi) yang rutin dilaksanakan di Gedung NU, Ahad (8/11). Dalam Jihad Pagi yang dimulai tepat pada pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 07.00 WIB ini, ia menjelaskan tafsir lafadz Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Lebih lanjut Abah Sujadi menjelaskan bahwa dengan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim, Allah SWT menyimpan sesuatu yang belum kita ketahui. "Kewajiban-kewajiban kita selaku makhluq-Nya seperti beribadah tidak berarti memberatkan dan mempersulit kita. Allah akan mempermudah kepada semua yang telah diciptakan-Nya," tegasnya. Abah Sujadi mencontohkan hal ini dengan bentuk pendidikan orang tua kepada anak-anaknya. "Cara orang tua mendidik anaknya terkadang terkesan membebani anak. Dengan bentuk aturan yang ketat, orang tua tidak bosan-bosan mengingatkan bahkan terkadang memarahinya dan memberi hukuman kepada anaknya," katanya. Namun di balik semua itu, ada hal yang terkadang jarang diketahui oleh anak-anaknya. "Membuat peraturan, mengingatkan, memarahi dan pemberian hukuman merupakan wujud kasih sayang orang tua kepada putra-putrinya," lanjut Mustasyar PCNU Pringsewu ini. Di akhir Jihad Pagi itu, Abah Sujadi memberikan ijazah berupa dzikir agar hati tenang dan jiwa lapang dalam mengarungi kehidupan di dunia. "Baca ayat Al-Quran surat Al-Fajri ayat 27 sampai dengan 30 sebanyak 201 kali. Yang 100 dibaca biasa dan yang 101 dibaca sambil memegang dada," jelasnya. (Muhammad Faizin/Alhafiz K) Sumber: NU Online