Jakarta – Dibandingkan kota-kota besar lainnya di dunia, Jakarta dinilai masih kurang memanfaatkan teknologi komunikasi informasi untuk menunjang produktivitas. Demikian terungkap dalam Networked Society City Index yang dirilis Ericsson.
“IT seharusnya digunakan untuk meningkatkan kemakmuran, bukan cuma untuk konsumsi saja,” kata VP Marketing and Communication Ericsson Indonesia Hardyana Syintawati di Marche Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (11/12/2012).
Dalam laporan edisi ketiga ini Ericsson menarik kesimpulan bahwa kota New York, Stockholm, dan London masih meraih peringkat tertinggi dalam hal pemanfaatan TIK dalam menunjang kegiatan bisnis.
“Dari sini bisa dilihat bahwa IT punya dampak positif untuk ikut mendorong inovasi dan kewirausahaan. Misalnya, untuk inovasi seperti musik, video streaming, e-commerce dan layanan cloud,” kata Nana, panggilan akrabnya.
Kemudian, bagaimana IT berperan dalam mempermudah akses ke pasar. Contohnya, membantu pengusaha dan perusahaan dalam mencapai pasar geografis yang lebih luas untuk memasarkan produknya.
Bukan hanya itu, TIK juga dapat mengurangi biaya transaksi antar perusahaan. Misalnya dengan meminimalkan kebutuhan untuk berada secara geografis lebih dekat dengan pemasok, pelanggan, dan mitra mereka.
“Kita harus mengedukasi bagaimana IT dapat meningkatkan kemakmuran. Pakai smartphone misalnya, bisa diedukasi untuk fungsi-fungsi yang lebih produktif,”katanya.
Berikut adalah urutan 25 Kota besar jika ditinjau dari pemanfaatan IT versi Ericsson:
1. New York
 2. Stockholm
 3. London
 4. Singapura
 5. Seoul
 6. Paris
 7. Tokyo
 8. Los Angeles
 9. Sydney
 10. Beijing
 11. Shanghai
 12. Moskow
 13. Sao Paolo
 14. Istanbul
 15. Mexico City
 16. Delhi
 17. Cairo
 18. Buenos Aires
 19. Mumbai
 20. Johannesburg
 21. Jakarta
 22. Manila
 23. Dhaka
 24. Lagos
 25. Karachi
Sumber: detikINET