Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Teladan Kasih Sayang dan Sifat Pemaaf Rasulullah

Posted on April 21, 2022

Rasulullah ﷺ diutus untuk menebar kasih sayang ke semesta alam. Sifat kasih sayangnya ini membuatnya mudah untuk memaafkan setiap jengkal kesalahan orang lain, baik yang disengaja ataupun tidak. Berkaitan sifat kasih sayang Nabi, Allah swt berfirman,
 

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ
 
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Ambiya [21]: 107)
 
Menafsiri ayat di atas, Imam Fakhruddin ar-Razi menjelaskan, Rasulullah ﷺ diutus untuk menebar kasih sayang. Tidak saja dalam persoalan agama, tapi juga dalam urusan moral sosial. Dalam persoalan agama, Rasulullah diutus di tengah-tengah orang kafir yang sedang berada dalam kebodohan dan kesesatan menyembah berhala. Juga orang Yahudi yang tengah mengalami kebingungan karena ajaran agama dalam kitab suci mereka yang banyak terjadi keabsurdan.
 
Di tengah-tengah umat yang tersesat dan serba kebingungan dengan nilai-nilai agamanya sendiri, hadirlah Nabi Muhammad sebagai sosok yang membawa pelita bagi umat yang sedang terjerat kegelapan zaman. Meski begitu, sebagian mereka ada yang beriman, sebagian yang lain masih terjebak dalam romantisme fanatik buta terhadap ajaran-ajaran nenek moyang.
 
Dalam urusan moral sosial, Nabi hadir di tengah-tengah mereka sebagai pengurai benang kusut moral umat saat itu yang sudah kepalang kacau balau. Umat yang tadinya serba menghunus pedang untuk menyelesaikan setiap persoalan, menjarah harta orang lain dengan cara haram, dan berbagai kecelakaan sosial lainnya, mulai membaik secara moral begitu Nabi diutus di tengah-tengah mereka. (Yusuf an-Nabhani, Jawâhirul Biḫâr fî Fadahâ’ilin Nabiyyil Mukhtâr, 2010: juz I, h. 236)
 
Mempertegas ayat di atas, Rasulullah juga pernah bersabda saat diminta untuk mendoakan orang-orang Musyrik supaya ditimpa siksa,
 

إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
 
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus bukan untuk menjadi pelaknat, tetapi aku diutus sebagai rahmat.” (HR Muslim)
 
Saking kuatnya sifat rahmat Nabi, sampai-sampai dengan sebab kehadirannya membuat siksa orang-orang yang berbuat dosa tidak langsung kontan di dunia, tapi ditunda sampai hari kiamat dan menerima balasannya di akhirat. (Syekh Ali bin Sulthan Muhammad al-Qari, Mirqâtul Mafâtîḫ Syarah Misykâtul Mashabîḫ, 2001: juz X, h. 485)
 
Bayangkan saja jika setiap orang melakukan dosa, lalu kontan turun siksa. Mungkin populasi manusia sudah punah sejak dulu gara-gara keseringan ditimpa siksa. Begitu berbuat dosa, langsung turun azab. Berbuat dosa lagi, turun azab lagi.
 

Memaafkan Muawiyah

Dalam ajaran Islam, ketika ada orang yang bersin, kita dianjurkan untuk mendoakan orang itu dengan membaca yarḫamukallâh ‘semoga Allah merahmatimu’. Salah seorang sahabat Nabi bernama Muawiyah bin al-Hakam as-Sulami baru saja masuk Islam dan ia tahu anjuran mendoakan orang yang bersin. Tapi ia tidak paham bahwa berbicara saat sedang shalat menyebabkan shalat batal.
 
Suatu ketika Muawiyah mengikuti shalat berjamaah bersama para sahabat dan Rasulullah sebagai imam. Mendengar ada salah satu orang yang bersin, spontan Muawiyah menjawab, yarḫamukallâh. Seketika semua mata melirik ke arah Muawiyah, mengisyaratkan agar diam. “Ada apa ini? Kenapa kalian menatapku begitu?” Kata Muawiyah heran. Jamaah yang masih dalam keadaan shalat, tentu tidak menjawab, tapi menepukkan tangan ke paha agar Muawiyah diam. Muawiyah pun terdiam tidak berkata-kata lagi.
 
Begitu shalat rampung, Muawiyah sadar betul bahwa apa yang telah diperbuatnya tadi adalah kesahalan besar. Ia begitu khawatir Nabi akan memukul atau memarahinya. Tapi ia kaget dan takjub, ternyata Nabi tidak memarahinya sedikit pun. Bahkan Nabi mengatakan bahwa shalat Muawiyah tetap sah kendati berbicara saat shalat. Nabi menyadari bahwa Muawiyah baru masuk Islam, dan oleh karenanya wajar jika ia masih belum banyak tahu soal hukum Islam. Termasuk batalnya shalat orang yang berbicara di tengah-tengah shalat.
 
“Ketika sedang shalat, tidak boleh berbicara di dalamnya. Hanya boleh membaca tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur’an,” jelas Nabi dengan lembut. (HR Ahmad) (Muhammad bin Ali al-Makki, Dalîlul Fâliḫîn, 2017: juz III, h. 150-152).
 
Kisah di atas menggambarkan betapa Rasulullah adalah sosok yang pemaaf. Saat orang-orang justru murka dengan tingkah Muawiyah, beliau justru memakluminya. Tidak hanya itu, Nabi juga berusaha meredam suasana yang sudah panas sekaligus menenangankan Muawiyah dengan mengatakan bahwa shalatnya tetap sah.
 

Memaafkan Arab Badui

Pernah suatu kekita Nabi Muhammad sadang berkumpul di masjid bersama para sahabat. Tak diundang tak disapa, tiba-tiba muncul seorang Arab Badui (orang dari suku Arab pedalaman). Bukan untuk nimbrug satu majelis, tetapi justru kencing di salah satu pojokan masjid. Melihat kepongahan itu, sontak sahabat naik pitam, geram bukan kepalang. Rasa-rasanya ingin saja melabraknya tanpa ampun. Lah, kencing kok di dalam masjid? Andai dulu ada media sosial, mungkin peristiwa itu menjadi viral plus diberondong bully-an netizen lengkap sedalil-dalilnya.
 
Sebelum sempat sahabat membentak si Arab Badui dan membuatnya tersentak, Rasulullah mencegahnya. Beliau membiarkan si Arab Badui menuntaskan buang air kencilnya. Setelah tuntas, baru Rasulullah memerintahkan salah satu sahabat untuk bertindak. Tapi bukan untuk menghukum si Badui, melainkan meyiram bekas kencing tadi dengan setimba air. Masjid saat itu masih berlantai pasir. Jadi begitu disiram, air akan lekas meresap. Sementara si Badui tadi dibiarkan pergi begitu saja.
 
Orang Arab Badui memang hidup di pelosok, jauh dari keramaian kota. Mereka hidup sebagai pengembara di Jazirah Arab dan berpindah-pindah tempat. Sehingga wajar jika mereka jauh dari pengetahuan dan banyak tidak tahu soal hukukm, termasuk tidak tahu bahwa masjid adalah tempat suci dan pelanggaran besar jika kncing di dalamnya. Nabi yang menyadari ketidaktahuan itu memaklumi perbuatan si Badui. (HR al-Bukhari, Muslim, dan yang lainnya).
 
Sebagai Nabi penebar kasih sayang, Rasulullah tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. Orang yang sudah jelas-jelas sengaja berbuat salah saja ia maafkan. Apalagi jika hanya karena sebuah ketidaktahuan. Sifat penyayang dalam diri Nabi membuatnyanya mampu melihat persoalan tidak hanya dari satu sisi.
 
Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online; alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek-Cirebon dan Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara dan UNDP

Artikel ini di kliping dari www.nu.or.id sebagai kliping/arsip saja. Segala perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber.

Terbaru

  • Google Fi Mendukung Panggilan Telepon RCS Melalui Web, Lebih Mudah dan Efisien
  • Data Breach Marquis: Hajar Lebih Dari 74 Bank dan Koperasi AS
  • Google Search Akan Adopsi ‘Continuous Circle’ untuk Hasil Pencarian Terjemahan, Lebih Cerdas dan Kontekstual
  • Rusia Memblokir Roblox Karena Distribusi ‘Propaganda LGBT’
  • Google Gemini Redesain Web Total di Desember 2025, Fokus UX yang Lebih Baik
  • Apa itu Google Workspace Studio? Tool Baru untuk Pembuat Konten?
  • Cara Menggunakan Xbox Full-Screen Experience di Windows
  • Korea Tahan Tersangka Terkait Penjualan Video Intim dari Kamera CCTV yang Diretas
  • Kebocoran Galaxy Buds 4 Mengungkap Desain dan Fitur Baru, Mirip Apple?
  • Sudah Update Windows KB5070311 dan Apa Saja Yang Diperbaiki?
  • Cara Menonaktifkan Fitur AI Actions (Tindakan AI) di Menu Windows Explorer
  • Microsoft Edge AI vs. OpenAI’s Atlas Browser: Perbandingan dan Perbedaan Utama
  • Cara Memasang Folder Sebagai Drive di Windows 11
  • Cara Memperbaiki Error 0xC1900101 0x40021 pada Update Windows 11
  • Malware Glassworm Serang Lagi VSCode, Hati-hati!
  • Walmart dan Google Bermitra untuk Kamera Rumah Google Home: Pengalaman Langsung
  • Gemini Dapat Bisa Atur Perangkat Rumah Melalui Home Assistant Pakai Suara, Desember 2025
  • Asahi, Produsen Bir Jepang, Akui Kebocoran Data 15 Juta Pelanggan
  • Google Messages Ada Fitur Baru: Pesan Grup, Mode Gelap dan Integrasi dengan Google Duo
  • 5 Laptop ASUS Terbaik dengan Tampilan Mewah dan Build Quality Premium
  • Pria di Balik Serangan ‘Twin Wifi’ Mencuri Wifi, Dikenakan Hukuman 7 Tahun Penjara
  • Google Kembangkan Fitur Baru untuk Tugas di Keep, Lebih Terintegrasi dengan Kalender
  • Google Akan Luncurkan Laptop dan Ponsel Android Baru di Tahun 2025: Murah & Spesifikasi Tinggi
  • Samsung Galaxy Z-Fold Tri-Fold: Harga dan Spesifikasi Resmi Terungkap
  • Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) Mengungkap Pelanggaran Data Setelah Serangan Siber
  • Google Perbarui Desain Akun Google Web, Fokus pada Kemudahan Penggunaan dan Integrasi
  • Google Tingkatkan Batas Gratis Gemini 3 Pro untuk Pengembang dan Bisnis
  • Google Perkenalkan ‘Circle to Search’: Cara Baru Menggunakan AI untuk Pencarian
  • OpenAI Terpapar Data Pelanggan Melalui Pelanggaran Vendor Mixpanel, API Terpengaruh
  • Error External Drive Extraction Tidak Terdeteksi di VM Virtual Hyper-V
  • Google Fi Mendukung Panggilan Telepon RCS Melalui Web, Lebih Mudah dan Efisien
  • Data Breach Marquis: Hajar Lebih Dari 74 Bank dan Koperasi AS
  • Google Search Akan Adopsi ‘Continuous Circle’ untuk Hasil Pencarian Terjemahan, Lebih Cerdas dan Kontekstual

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme